BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap makhulk hidup melakukan
aktivitas bernafas, atau yang disebut dengan respirasi. Tidak terkecuali dengan
tumbuhan juga melakukan respirasi. Tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya
tergolong pada organisme autotrof, yaitu makhluk hidup yang dapat mensintesis
sendiri senyawa organik yang dibutuhkannya. Senyawa organik yang baku adalah
rantai karbon yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari proses fotosintesis.
Fotosintesis atau asimilasi karbon adalah proses pengubahan zat-zat anorganik H2O
dan CO2 oleh klorofil menjadi zat organik karbohidrat dengan bantuan
cahaya. Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai
klorofil.
Kalau fotosintesis adalah suatu
proses penyusunan (anabolisme atau asimilasi) di mana energi diperoleh dari
sumber cahaya dan disimpan sebagai zat kimia, maka proses respirasi adalah
suatu proses pembongkaran (katabolisme atau disimilasi) dimana energi yang
tersimpan dibongkar kembali untuk menyelenggarakan proses–proses kehidupan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum
respirasi adalah sebagai berikut :
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui
proses respirasi
2. Agar mahasiswa dapat membedakan
proses respirasi dengan proses fotosintesis
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui
metabolisme respirasi pada perkecambahan tanaman
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Respirasi
Respirasi adalah suatu proses
pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan
energi. (Lakitan, 2007).
Respirasi merupakan proses katabolisme
atau penguraian senyawa organik menjadi senyawa anorganik. (Lovelles, 1997).
Respirasi adalah proses penguraian
bahan makanan yang menghasilkan energi. (Syamsuri, 1980).
Respiration is a process of
liberation of energy stored in the material source of energy through a chemical
process using oxygen (Anonymous a, 2011). “Respirasi yaitu suatu
proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses
kimia dengan menggunakan oksigen.”
Respiration is biology the processes
in living organisms involving the production of energy, typically with the
intake of oxygen and the release of carbon dioxide, from the oxidation of
organic substances (Anonymous b, 2011). “Respirasi adalah proses
biologi dalam organisme hidup yang melibatkan produksi energi, biasanya dengan
asupan oksigen dan pelepasan karbon dioksida, dari oksidasi zat organik.”
Respiration is an O2-making
process to break down organic compounds into CO2, H2O and
energy. (Mertens, 1966). “Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2
untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O
dan energi.”
Respiration is the activity of
glycolysis, the oxidative pentose phosphate pathway (OPPP), the tricarboxylic
acid cycle, and mitochondrial electron transport and related oxidative phosphorylation.
(Seth G.Pritchard and Jeffrey S.Amthor, 2005).
2.2 Macam-macam Respirasi
2.2.1 Respirasi Aerob
Respirasi aerob yaitu respirasi yang
menggunakan oksigen oksigen bebas untuk mendapatkan energi. Ada beberapa
tumbuhan yang kegiatan respirasinya menurun bila konsentrasi oksigen di udara
dibawah normal, misalnya bayam, wortel dan beberapa tumbuhan lainnya. Persamaan
reaksi proses respirasi aerob secara sederhana dapat dituliskan:
C6H12O6
+ 6H2O >> 6H2O + 6CO2 + 675 kal
Dalam kenyataan reaksi yang terjadi
tidak sesederhana itu. Banyak tahapan yang terjadi dari awal hingga
terbentuknya energi. Reaksi-reaksi itu dapat dibedakan menjadi 3 tahapan yaitu
glikolosis, siklus krebs dan transport elektron (Syamsuri, 1980).
Pembongkaran sempurna terjadi pada
oksidasi asam piruvat dalam respirasi aerob. Dari proses ini dihasilkan
CO2 dan H2O serta energy yang lebih banyak , yaitu 38 ATP (Loveless,
A.R, 1991).
2.2.2 Respirasi Anaerob
Respirasi anaerobik adalah reaksi
pemecahan karbohidrat untuk mendapatkan energi tanpa menggunakan oksigen.
Respirasi anaerob disebut fermentasi atau respirasi intramolekul.
Respirasi anaerob dibedakan menjadi obligatif dan fakultatif, respirasi anaerob
obligatif mutlak memerlukan oksigen sedangkan anaerob fakultatif dapat berlangsung
tanpa atau dengan oksigen. Tujuan fermentasi sama dengan respirasi aerob, yaitu
mendapatkan energy. Hanya saja energi yang dihasilkan jauh lebih sedikit dari
respirasi aerob. Respirasi anaerob dapat berlangsung didalam udara bebas,
tetapi proses ini tidak menggunakan O2 yang disediakan di udara. Fermentasi
sering pula disebut sebagai peragian alcohol atau alkoholisasi. Pada
respirasi aerob maupun anaerob, asam piruvat hasil proses glikolisis merupakan
substrat ( Loveless, A.R, 1991).
Respirasi anaerobik menggunakan
senyawa tertentu misalnya asam fosfoenol piruvat atau asetal dehida, sehingga
pengikat hidrogen dan membentuk asam laktat atau alcohol. Respirasi anaerobik
terjadi pada jaringan yang kekurangan oksigen, akan tumbuhan yang terendam air,
biji–biji yang kulit tebal yang sulit ditembus oksigen, sel–sel ragi dan
bakteri anaerobik. Bahan baku respirasi anaerobik pada peragian adalah glukosa.
Selain glukosa, bahan baku seperti fruktosa, galaktosa dan malosa juga dapat
diubah menjadi alkohol. Hasil akhirnya adalah alcohol, karbon dioksida dan
energi. Glukosa tidak terurai lengkap menjadi air dan karbondioksida.
Reaksinya:
C6H12O6
Ragi >> 2C2H5OH + 2CO2
+ 21Kal
Dari persamaan reaksi tersebut
terlihat bahwa oksigen tidak diperlukan. Bahkan bakteri anaerobik seperti
klostidrium tetani (penyebab tetanus) tidak dapat hidup jika berhubungan dengan
udara bebas. Infeksi tetanus dapat terjadi jika luka tertutup sehingga memberi
kemungkinan bakteri tambah subur (Syamsuri, 1980).
(Anonymousa,2011)
2.3 Tahapan Respirasi
2.3.1 Glikolisis
Kata “glikolisis” berarti
“menguraikan gula” dan itulah yang tepatnya terjadi selama jalur ini. Glukosa,
gula berkarbon enam, diuraikan menjadi dua gula berkarbon tiga. Gula yang lebih
kecil ini kemudian dioksidasi, dan atom sisanya disusun ulang untuk membuat dua
molekul piruvat (Champbell, 2002).
Berikut prosesnya:
- Fosforilasi glukosa oleh ATP
Penambahan satu fosfat oleh ATP
terhadap glukosa menghasilkan glukosa 6-fosfat dan ATP berubah menjadi
ADP.
- Penyusunan kembali diikuti dengan fosforilasi kedua.
Hasil akhir berupa fruktosa 1,6- bifosfat.
- Perubahan 1,6 fruktosa-bifosfat yang memiliki 6
atom C menjadi gliseraldehida 3-fosfat (3 atom C).
- Selanjutnya fosfogliseraldehida bersenyawa dengan suatu
asam fosfat (H3PO4) dan berubah menjadi 1,3 –disfosfogliseraldehid
kemudian menjadi asam 1,3 –difosfogliserat dengan bantuan
enzimdehidrogenase. Peristiwa ini terjadi karena adanya penambahan H2.
- Dengan bantuan enzim transfosforilase fosfogliserat
serta ion – ion Mg++, asam 1,3- difosfogliserat
kehilangan satu fosfat sehingga berubah menjadi asam – 3 – fosfogliserat.
- Selanjutnya asam – 3 – fosfogliserat menjadi asam – 2 –
fosfogliserat karena pengaruh enzim fosfogliseromutase.
- Dengan pertolongan enzim enolase dan ion – ion Mg++,
maka asam- 2-fosfofogliserat melepaskan H2O dan menjadi asam
-2-fosfoenolpiruvat.
- Perubahan terakhir dalam glikolisisadalah pelepasan
satu fosfat dari asam-2-fosfoenolpiruvat menjadi asam piruvat. Enzim
transfosforilase fosfopiruvat dan ion – ion Mg++ membantu proses ini
sedang ADP meningkat menjadi ATP.
(Pratiwi
dkk, 2003)
(Anonymousb.2011)
2.3.2 Reaksi Oksidasi Piruvat
Glikolisis menghasilkan asam
piruvat. Asam piruvat ini akan dioksidasi dan menghilangkan 1 dan 3 karbon asam
piruvat dalam bentuk C02. Reaksi ini menghasilkan fragmen berkarbon 2 yang
disebut asetil dan mengubah NAD+ menjadi NADH. Di akhir reaksi, kelompok asetil
bergabung dengan kofaktor koenzim A (KoA) sehingga membentuk senyawa
asetil-KoA. Berikut reaksinya:
2 NAD+
2 NADH + 2H+
2C3 H4 + 2KoA
2C3 H3 O – KoA + 2CO2
(Anonymousb.
2011)
2.3.3 Siklus Krebs
Siklus kreb berlangsung di matriks mitokondria.
Asetil KoA bergabung dengan asam oksaloasetat membentuk asam sitrat. KoA
dilepaskan sehingga memungkinkan untuk mengambil fragmen 2C lain dari asam
piruvat. Pembentukan asam sitrat terjadi diawal siklus krebs , sementara itu
sisa dua karbon dari glukosa dilepaskan sebagai CO2. Selama terjadi pembentukan
– pembentukan , energy yang dibutuhkan dilepaskan untuk menggabungkan fosfat
denga ADP membentuk molekul ATP. Pada siklus krebs , pemecahan rantai karbon
pada glukosa selesai, Jadi, sebagai hasil dari glikoslisis , reaksi antara dan
siklus krebs adalah pemecahan satu molekul glukosa 6 karbon menjadi 6 molekul 1
karbon, selain itu juga dihasilkan 2 molekul ATP dari glikolisis dan 2 ATP lagi
dari siklus krebs. Perlu diingat bahwa tiap – tiap proses melepaskan atom
hydrogen yang ditranspor ke sistem transport electron oleh molekul pembawa
(Pratiwi, dkk. 2003).
(Anonymousb.2011)
2.3.4 Transpor Elektron
Energi yang terbentuk dari peristiwa
glikolisis dan siklus krebs ada dua macam. Pertama dalam bentuk ikatan fosfat
berenergi tinggi, yaitu ATP atau GTP (Guanin Tripospat). Energi ini merupakan
energi siap pakai yang langsung dapat digunakan. Kedua dalam bentuk transport
elektron, yaitu NADH (Nikotin Adenin Dinokleutida) dan FAD (Flafin adenine
dinukleotida) dalam bentuk FADH2. Kedua macam sumber elektron ini
dibawa kesistem transfer elektron. Proses transfer elektron ini sangat komplek,
pada dasarnya, elektron dan H+ dan NADH dan FADH2 dibawa
dari satu substrak ke substrak yang lain secara berantai. Setiap kali
dipindahkan, energi yang terlepas digunakan untuk mengikatkan fosfat anorganik
(P) kemolekul ADP sehingga terbentuk ATP. Pada bagian akhir terdapat oksigen
sebagai penerima, sehingga terbentuklah H2O. katabolisme 1 glukosa
melalui respirasi aerobik menghasilkan 3 ATP. Setiap reaksi pada glikolisis,
siklus krebs dan transport elektron dihasilkan senyawa–senyawa antara. Senyawa
itu digunakan bahan dasar anabolisme (Syamsuri, 1980).
Glikolisis
2
NADH2 = 6
ATP 2 ATP
Reaksi antara 2 NADH2
=6ATP
Siklus Krebs 6 NADH2 = 18 ATP 2ATP
2 FADH2 = 4 ATP
Siklus Krebs 6 NADH2 = 18 ATP 2ATP
2 FADH2 = 4 ATP
—————————–
—— ————————————-
34
ATP
4 ATP
(Pratiwi, dkk.2003)
2.4 Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Respirasi
2.4.1 Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang
berasal dari dalam bahan (buah dan sayur), meliputi tingkat perkembangan organ,
komposisi kimia jaringan, ukuran produk, pelapisan alami, dan jenis. Selain
itu, jenis dan umur tumbuhan juga mempengaruhi proses respirasi.
Masing-masing spesies tumbuhan
memiliki perbedaan metabolisme, dengan demikian kebutuhan tumbuhan untuk
berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan
laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula
pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan (I Komang Jaya Santika
Yasa, 2009).
Respirasi bergantung pada
ketersediaan substrat. Tumbuhan yang kandungan pati, fruktan, atau gulanya
rendah, melakukan respirasi pada laju yang rendah. Tumbuhan yang kahat gula
sering melakukan respirasi lebih cepat bila gula disediakan. Bahkan laju
respirasi daun sering lebih cepat segera setelah matahari tenggelam, saat
kandungan gula tinggi dibandingkan dengan ketika matahari terbit, saat
kandungan gulanya lebih rendah (Salisbury dan Ross, 1995).
2.4.2 Faktor Eksternal
1. Ketersediaan
oksigen
Ketersediaan oksigen akan
mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi
masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama.
Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju
respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berespirasi
jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara(I Komang Jaya Santika
Yasa, 2009).
2. Suhu
Pengaruh faktor suhu bagi laju
respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya
laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC,
namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies. Bagi sebagian besar bagian
tumbuhan dan spesies tumbuhan, Q10 respirasi biasanya 2,0 sampai 2,5
pada suhu antara 5 dan 25°C. Bila suhu meningkat lebih jauh sampai 30 atau
35°C, laju respirasi tetap meningkat, tapi lebih lambat, jadi Q10 mulai
menurun (Salisbury dan Ross, 1995).
2.5 Perbedaan Respirasi dan
Fotosintesis
Respirasi itu katabolisme, artinya
membongkar suatu senyawa menjadi senyawa yang lebih kecil. kalau respirasi,
mengubah glukosa menjadi CO2 dan H2O, trus menghasilkan ATP sebagai tenaga yang
kita gunakan sehari-hari.
Fotosintesis itu anabolisme, artinya
menyusun suatu senyawa sederhana menjadi senyawa yang lebih kompleks. dalam hal
ini, fotosintesis mengubah CO2 dan H2O menjadi glukosa dan oksigen, dalam
prosesnya membutuhkan klorofil dan cahaya matahari.
Respirasi dan fotosintesis mempunyai
hubungan kerja yang sangat erat. Tanpa fotosintesis respirasi tidak akan
terjadi karena ketiadaan senyawa –senyawa kompleks yang hanya dapat dihasilkan
dari reaksi fotosintesis. Sedangkan tanpa respirasi, senyawa- senyawa kompleks
yang di hasilkan reaksi fotosintesis tidak akan terisi menjadi energi, sehingga tumbuhan tidak
dapat melakukan aktivitas metabolismenya.
(Dwidjoseputro, 1986)
(Anonymousc.2011)
2.6 Metabolisme Respirasi Pada
Perkecambahan Biji
Pada dasarnya, proses respirasi
bertujuan untuk mendapatkan energi yang digunakan dalam metabolisme dan proses
pertumbuhan serta perkembangan untuk menjadi sebuah tanaman dewasa. Tentunya
tumbuhan yang sudah dewasa dengan tumbuhan yang masih berkecambah akan memiliki
laju respirasi yang berbeda. Pada saat kecambah, laju respirasi cenderung lebih
tinggi dibanding ketika sudah dewasa. Hal ini karena pengaruh metabolik dari
proses perkecambahan. Kecambah melakukan pernapasan untuk mendapatkan energi
yang dilakukan dengan melibatkan gas oksigen (O2) sebagai bahan yang
diserap/diperlukan dan menghasilkan gas karbondioksida (CO2), air (H2O)
dan sejumlah energi. (Salisbury dan Ross 1995).
Aktivasi respirasi tertinggi adalah
pada saat radicle menembus kulit. Pertumbuhan Ada dua bentuk pertumbuhan
embrionik axis: Pembesaran sel-sel yang sudah ada, Pembentukan sel-sel yang
baru pada titik-titik tumbuh. Dormansi benih berhubungan dengan usaha benih
untuk menunda perkecambahannya, hingga waktu dan kondisi lingkungan
memungkinkan untuk melangsungkan proses tersebut. (Anonymousd,2011).
DAFTAR
PUSTAKA
Anonymous a. 2011. Definition
of Respiration. http://www.wordreference.com/definition/respiration.
diakses tanggal 21
Oktober 2011.
Anonymous b. 2011. Respiration.
http://www.merriam-
webster.com/dictionary/respiration.
diakses tanggal 21 Oktober 2011.
Anonymous d.2011. Metabolisme
respirasi pada perkecambahan biji. Diunduh
dari http://dwikahenny24.wordpress.com/2010/02/08/laporan-
dormansi-dan-perkecambahan-biji/.
Diakses tanggal 21 OKtober 2011
Anonymousc.2011.
Pengertian Respirasi. Diunduh dari http://en.wikipedia.org/wiki/Respiration_%28physiology%29. Diakses tanggal 12 Oktober 2011
Champbell, N.A, dkk. 2002. “Biologi”-
Edisi lima Jilid satu. Erlangga: Jakarta.
Dwidjoseputro. 1986. Biologi. Erlangga.
Jakarta.
Lakitan, Benyamin, 2007. Dasar-dasar
Fisiologi Tumbuhan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Loveless, A.R. 1991. Biologi
Tumbuhan untuk Daerah Tropik, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
Mertens, Thomas R, dkk.1966. “Laboratory
Exercises in the principles of biology”. Burgess.
Pratiwi, dkk.2003. Biologi SMA Jilid
II. Erlangga. Jakarta.
Salisbury, Frank and Ross, Cleon.
1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Penerbit
ITB: Bandung.
Syamsuri, Istamar. 1980. “Biologi
SMA”. Erlangga: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar