Sabtu, 30 Maret 2013

myelin

Barangkali sudah ada yang pernah mendengar istilah “MYELIN” ?, bagi kebanyakan orang istilah ini masih terasa asing di telinga. Sepintas istilah “MYELIN” ini sangat familiar dengan sebuah sistem syaraf yang ada dalam tubuh manusia namun kurang pas tau letak dan apa fungsinya, begitulah ketika rata-rata orang awam mengistilahkan ‘MYELIN”. Jadi, memang benar mengenai istilah sederhana tentang MYELIN tersebut, ketika anda terasa semakin penasaran coba search menggunakan serach engine yang ada dan anda akan banyak menemukan gambar mengenai sistem syaraf dan gambar seperti dibawah ini. Gambar 1 : Bentuk MYELIN yang ada dalam sistem syaraf kita melalui perbesaran mikroskop. Banyak perdebatan oleh para ahli mengenai sel syaraf ini, sebagian ahli meyakini bahwa MYELIN memang benar adanya dan tumbuh seiring dengan kegiatan yang kita lakukan, dan sisanya masih mempertanyakan ” Does myelin exist other than neurology ?”. Terlepas dari perdebatan mengenai myelin disini saya akan mencoba mengulas apa itu MYELIN dan perannya bagi kehidupan sehari-hari. Resensi mengenai MYELIN ini saya coba ulas setelah sedikit banyak membaca buku dengan judul serupa karanganProf. Rhenald Khasali. Semoga bermanfaat. 1. Morfologi <=> Implikasi Bagian pertama yang saya ulas adalah mengenai morfologi dan implikasinya. Telah dijelaskan bahwa letak MYELIN berada pada sistem syaraf manusia yang berhubungan langsung dengan otak (sistem syaraf pusat). Sistem syaraf pusat sendiri adalah sistem yang bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan sehari-hari. Gambar 2 : Letak MYELIN secara eksplisit pada sistem syaraf pusat. Masih sangat jelas bukan fungsi sistem syaraf pusat pada sistem organ manusia. ?, sederhananya adalah sistem syaraf ini bertugas sebagai penghantar rangsangan untuk kemudian di transfer ke otak dan diwujudkan dalam bentuk tindakan (CMIIW). Nah sekarang implikasi mengenai adannya MYELIN yang ada dalam sistem syaraf bagi kehidupan sehari-hari apa ?. Para ahli syaraf yang meneliti mengenai myelin ini mempunyai sebuah anggapan bahwa myelin ini tumbuh seiring dengan apa yang kita lakukan. Cek kembali gambar myelin yang diperbesar menggunakan mikroskop diatas. Terlihat semacam dinding sel yang melapisi myelin bukan ?. Jadi, seiring kita melakukan kegiatan / aktifitas (olahraga,musik,dll) dinding sel ini semakin bertambah tebal dan berkembang, inilah yang dimaksud myelin tumbuh dan berkembang. Nah sekarang apa efeknya ketika myelin tumbuh ?. Mungkin akan coba saya ulas di bagian ke-2. 2. MYELIN <=> SUKSES ?? Maksud hubungan myelin dan sukses apa ?, kok kayanya ga ada hubungannya dan NGAWUR ?. Eiittts “Don’t judge myelin by the cover” halah. Istilah diatas merupakan jembatan keledai yang coba saya gunakan untuk mengulas myelin. Sembari mengingat-ingat, “myelin tumbuh dan berkembang seiring dengan hal yang kita lakukan” hal ini merupakan inti point dari pembahasan kali ini. Karena kita merupakan orang indonesia lebih enak memahami ketika diberi contoh langsung, maka akan sedikit saya ulas dengan contoh yang indonesia punya : Andik Virmansyah Siapa yang tak kenal Andik Virmansyah sekarang ?. Bukan popularitasnya tapi lebih pada skill bermain. Meskipun masih banyak didapati kekurangan dari gaya bermainnya, hanya saja saya tetap salut dengan skill nya yang bisa dibilang impresive meskipun tubuhnya mungil. Hubungannya dengan Myelin ?, sekarang kita coba telisik darimana Andik mempunyai skill bola yang sedemikian ?, apakah itu sebuah natural gift, kebetulan saja, atau dia orang kaya yang bisa menggunakan uangnya untuk sekedar mengejar popularitas ?, saya rasa bukan dari sana semua kemampuan bermain bola nya datang. Tubuhnya telah ditempa dengan berlatih bola dengan tekun dan tanpa kenal lelah sehingga tubuhnya “terbiasa dengan bola”. Kebisasaan ini akan semakin mempertebal dinding-dinding myelin dan proses transfer respon dari lingkungan ke otak semakin cepat. Selain itu kebiasaanya disokong oleh sifat-sifat positif yang memberikan sugesti segingga alam bawah sadar pun ikut mendukung, dan terciptalah andik seperti sekarang. Chairul Tanjung Wah kalo yang satu ini tidak perlu saya ulas panjang lebar pasti sudah pada tau kalau baca “Chairul Tanjung si Anak Singkong”, yang jadi perhatian mungkin dimana peran myelin dalam kesuksesan seorang Chairul Tanjung. Myelin merupakan sebuah aset yang tak terlihat bagi setiap individu, aset tersebut melekat pada setiap masing-masing induvidu dan berkembang seiring dengan perilaku darin masing-masing individu. Myelin tak selalu berhubungan dengan kegiatan yang berbau fisik, myelin merupakan sebuah satuan unit kompleks mengenai perilaku, kebiasaan dan pola fikir kita. Dalam hal kasus wirausaha berbeda dengan seorang olahragawan yang setiap ototnya ditempa dengan latihan fisik rutin. Tempaan seorang yang bergelut pada dunia ini cenderung pada tempaan mental, namun tak menutup kemungkinan juga olahragawan mengalami kombinasi dari dua point tersebut. Hanya saja seorang wirausahawan lebih lekat dengan tempaan mental. Jatuh-bangun untuk memulai sebuah usaha, kerugian akibat ditipu, bangkrut, dan manajemen organisasi. Masih banyak sebenarnya contoh orang-orang sukses yang ada di Indonesia maupun luar negri sana yang apabila kita telisik kombinasi dari peran “tangan-tangan tak terlihat” dan penempaan myelin akan menghasilkan kesuksessan. Apabila kita buat sebuah road map hasil nya akan seperti dibawah ini Gambar 3 : Pola road map myelin <=> sukses Kebiasaan positif yang terus-menerus kita lakukan secara tidak langsung akan melatih myelin kita untuk menyimpan memori tersebut sehingga transfer respon dari lingkungan ke otak semakin cepat, hanya saja kita tidak boleh semata-mata menggantungkan dari setiap kebiasaan positig saja hal yang paling penting disini adalah hubungan timbal balik dengan sang pencipta. Maka dari itu kombinasi antara kebiasaan positif, myelin, dan hubungan timbal balik dengan sang pencipta akan memandu kita menuju impian dari setiap orang yakni kesuksesan. Demikian sedikit coretan saya kali ini semoga bermanfaat dan dapat memotivasi kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Aamiin.

Sabtu, 23 Maret 2013

prospek kerja ilmu tanah

Prospek Kerja Ilmu Tanah Prospek Kerja Ilmu Tanah Secara sederhana, posisi ilmu tanah berada pada 2 konsentrasi keilmuan, yaitu termasuk dalam bidang ilmu kebumian (satu rumpun dengan Geologi & Geografi) dan bidang ilmu pertanian. Mata kuliah yang didapat juga terbagi pada dua konsentrasi tersebut. Sehingga seorang sarjana pertanian jurusan ilmu tanah cukup lengkap membekali dirinya dengan kedua konsentrasi tersebut. Maka bidang kerja yang dapat dimasuki juga bersifat lintas bidang, antara lain :1. Bidang Pertanian, meliputi : fisika-biologi-kimia kesuburan tanah, bioteknologi pupuk, pertanian perkotaan 1. Bidang Geografi, meliputi : sistem informasi lahan (SIG), pengembangan wilayah, ilmu tanah regional 2. Bidang Lingkungan, meliputi : ekologi, kualitas tanah, analisis tanah-air-tanaman, konservasi tanah-air 3. Bidang Pertambangan, meliputi : reklamasi lahan tambang 4. Bidang Geologi, meliputi : agrogeologi, mineralogi tanah 5. Bidang Agrobisnis, meliputi : manajemen agrobisnis, kewirausahaan 6. Bidang Keairan, meliputi : agrohidrologi, pengelolaan air, Daerah Aliran Sungai. 7. Bidang Agraria, meliputi : ilmu ukur tanah dan kartografi, UU pertanahan. Adapun kompentensi lulusan Jurusan Ilmu Tanah adalah mempunyai keahlian dalam manajemen sumberdaya lahan sbb.: Evaluasi Sumberdaya Lahan : keahlian tentang proses pembentukan tanah, sifat dan karakter tanah, serta evaluasi lahan untuk pengembangan wilayah, untuk kepentingan pertanian maupun non pertanian. Kesuburan Tanah : keahlian dalam bidang kesuburan tanah, hara tanaman, teknologi pupuk, dan pengembangan pertanian yang berwawasan lingkungan. Konservasi Tanah dan Air : keahlian dalam bidang konservasi tanah dan air, lahan kritis, degradasi lahan dan reklamasi lahan bekas penambangan. Metode pembelajaran di Jurusan ilmu tanah cukup lengkap karena mengkombinasikan pendidikan di dalam ruangan kuliah, praktek di laboratorium, praktek di kebun praktek, dan banyak melakukan pendidikan lapangan (fieldtrip) ke berbagai tempat yang relevan untuk dikaji, seperti : lahan pantai, lahan karst, lahan pegunungan, lahan gambut (rawa pening dan dieng), lahan kritis, dll. Sehingga mereka dituntut untuk selalu sigap pada berbagai kondisi dengan pola manajerial yang bermutu. Hal ini terbukti dengan bidang pekerjaan para alumni Jurusan Ilmu Tanah yang tersebar di berbagai bidang, seperti : pemerintah daerah (Bappeda, dinas pertanian, dll), perusahaan pertambangan (Unocal, dll.), perkebunan (Sinar Mas, Astra Agro, dll.), wirausaha, perbankan, dll.

Jumat, 22 Maret 2013

studi lahan dan evaluasi lahan

1. Metode survei tanah menggunakan dua pendekatan utama, yaitu pendekatan sintetik dan analitik.  Jelaskan persamaan dan perbedaan kedua pendekatan tersebut?  Berikan contoh kedua pendekatan tersebut? Perbedaan metode analitik dan sintetik  Pendekatan analitik adalah Membagi ‘kontinum’ atas persil-persil atau satuan-satuan berdasarkan pada pengamatan perubahan dalam sifat-sifat tanah ‘eksternal’ ( sifat bentang alam), melalui interpretasi foto udara yang diteruskan dengan melakukan pengamatan dan pengklasifikasian tanah untuk masing-masing satuan yang di buat tersebut. kegiatan ini biasanya meliputi aktivitas dalam hal membedakan, menguji, menggolongkan, menyusun, menguraikan, membandingkan, membuat deduksi, dan memeriksa.  Sementara pendekatan sintetik adalah Mengamati, mendeskripsi dan mengklasifikasikan profil-profil tanah (pedon) oada beberapa lokasi di daerah survei. Kemudian membuat (mendelineasi) batas disekitar daerah yang mempunyai profil tanah yang serupa (memiliki taksa tanah yang sama), sesuai dengan kriteria klaisfikasi yang digunakan. kegiatan ini meliputi merancang, menggabungkan, menambah, membangun, mengembangkan, mengolah dan membuat hipotesis. Persamaan metode analitik dan sintetik: Pendekatan analitik dan sintetik sama sama dipandang sebagai pendekatan dan metode pembelajaran. 2. Dalam menyiapkan survei tanah dengan menggunakan pendekatan analitik, apa saja yang harus dilakukan? Pendekatan analitik dilakukan di daerah survei tersebut dengan cara:  Pertama melakukan interpretasi foto udara yang diteruskan dengan melakukan pengamatan dan pengklasifikasian tanah untuk masing-masing satuan yang di buat tersebut.  Kemudian membagi lansekap ke dalam komponen-komponen sedemikian rupa yang diperkirakan akan memiliki tanah yang berbeda.  Melaksanakan karakterisasi satuan-satuan yang dihasilkan melalui pengamatan dan pengambilan contoh tanah di lapangan. Contoh pendekatan analitik 3. Lihat pada peta landform Pujon dan sekitanya di bawah. Gambaran relief wilayah tersebut disajikan pada peta di bawahnya (peta relief) 1. Diskusikan apakah pendekatan yang akan dipakai, jelaskan alasannya. 2. Jika akan melakukan survei tanah pada skala 1:25.000 plot pengamatan Saudara jika:  menggunakan grid kaku  menggunakan grid bebas  menggunakan pendekatan fisiografis dengan menggunakan key area dan transek. Peta Landform (bentuk lahan Pujon dan sekitarnya) Relief Pujon dan sekitarnya.  Menggunakan Grid Kaku Metode grid kaku merupakan metode yang menggunakan prinsip pendekatan sintetik. Skema pengambilan contoh tanah secara sistematik dirancang dengan mempertimbangkan kisaran spasial autokorelasi yang diharapkan. Jarak pengamatan dibuat secara teratur pada jarak tertentu untuk menghasilkan jalur segi empat (rectangular grid) di seluruh daerah survei. Pengamatan dilakukan dengan pola teratur (interval titik pengamatan berjarak sama pada arah vertical dan horizontal). Jarak pengamatan tergantung dari skala peta. Metode ini sangat cocok untuk survei intensif dengan skala besar, dimana penggunaan interpretasi foto udara sangat terbatas dan intensif pengamatan yang rapat memerlukan ketepatan penempatan titik pengamatan di lapangan dan pada peta. Survei grid juga cocok dilakukan pada daerah yang mempunyai pola tanah yang kompleks di mana pola detail hanya dapat dipetakan pada skala besar yang kurang praktis. Survei ini sangat cocok diterapkan pada daerah yang posisi pemetaannya sukar ditentukan dengan pasti. Selain itu survei ini sangat dianjurkan pada survei intensif (detail-sangat detail) dan penggunaan hasil interpretasi foto udara sangat terbatas (misalnya pada daerah dengan konfigurasi permukaan kurang beragam/daerah yang relatif datar) atau di daerah yang belum ada foto udaranya.  Menggunakan Grid Bebas Metode grid bebas merupakan perpaduan metode grid kaku dan metode fisiografi. Metode ini diterapkan pada survei detail hingga semi-detail, foto udara berkemampuan terbatas dan di tempat-tempat yang orientasi di lapangan cukup sulit dilakukan. Pengamatan lapangan dilakukan seperti paa grid-kaku, tetapi jarak pengamtan tidak perlu sama dalam dua arah, tergantung fisiografi daerah survei. Jika terjadi perubahan fisiografi yang menyolok dalam jarak dekat, sehingga perlu pengamatan lebih rapat, sedangkan jika landform relatif seragam maka jarak pengamatan dapat dilakukan bberjauhan. Dengan demikian, kerapatan pengamatan disesuaikan menurut kebutuhan skala survei yang dilaksanakan serta tingkat kerumitan pola tanah di lapangan. Dalam metode survei bebas, pemeta ‘bebas’ memilih lokasi titik pengamatan dalam mengkonfirmasikan secara sistematis model mental hubungan tanah-lansekap, menarik batas dan menentukan komposisi satuan peta. Di daerah dengan pola tanah yang dapat diprediksi dengan mudah (sesuai dengan model mental), pangamatan dapat dilakukan lebih sedikit, sedangkan daerah lainnya (terutama daerah yang bermasalah) perlu dilakukan pengamatan lebih banyak (lebih mendetail). Dengan jumlah sampling yang sama, dapat dihasilkan peta yang baik, dengan berkonsentrasi pada tanah bermasalah.  Menggunakan pendekatan fisiografis dengan menggunakan key area dan transek Pengamatan pada daerah kunci (key area) merupakan daerah terpilih dalam suatu daerah survei yang di dalamnya secara berdekatan, terdapat sebanyak mungkin satuan peta yang ada dis eluruh daerah survei tersebut. Beberapa persyaratan untuk daerah kunci adalah : a) Harus dapat mewakili sebanyak mungkin satuan peta yang ada di daerah survei b) Harus dibuat pada daerah di mana hubungan antara tanah dengan kenampakan bentang-alam atau landform dapat dipelajari dengan mudah. c) Daerah kunci tidak boleh terlalu kecil. (untuk survei tanah skala semi detail, sekitar 10-30 % danskala tinjau kurang lebih 5-20 % dari luas total) d) Harus mudah diakses atau tidak sulit dikunjungi Sedangkan untuk Transek merupakan daerah kunci sederhana dalam bentuk jalur atau rintisan yang mencakup sebanyak mungkin satuan peta atau satuan wujud-lahan. Transek tidak boleh sejajar dengan batas wujud-lahan. Dalam setiap survei tanah, umumnya selalu diperlukan bantuan daerah kunci, kecuali : a) Daerah survei relatif sempit b) Jika bentang-alamnya telah diketahui dengan baik c) Jika seluruh daerah harus didatangi secara intensif (misalnya untuk survei irigasi) d) Pada survei skala kecil, dimana delineasi wujud-lahannya sangat mudah Gambar 1.1: Peta Landform (bentuklahan Pujon dan sekitarnya) Gambar 1.2: Relief Pujon dan sekitarnya. Menurut kelompok kami pendeketan yang sesuai untuk landform gambar 1.1 dan gambar 1.2 adalah pendekatan analitik, karena pendekatan analitik menggunakan metode fisiografi atau interpretasi foto udara yang diteruskan dengan melakukan pengamatan dan pengklasifikasian tanah untuk masing-masing satuan yang di buat tersebut. Kemudian membagi lansekap ke dalam batas- batas (mendelineasi) atau komponen-komponen hingga sedemikian rupa yang diperkirakan akan memiliki tanah yang berbeda. Melaksanakan karakterisasi satuan-satuan yang dihasilkan melalui pengamatan dan pengambilan contoh tanah di lapangan.

Rabu, 20 Maret 2013

budidaya tanaman cabai

BUDIDAYA CABAI (CABE) MERUPAKAN PILIHAN AGRIBISNIS YANG BERNILAI EKONOMIS TINGGI PENDAHULUAN Cara menanam cabai (cabe) yang tepat, baik cara pengendalian hama penyakit maupun teknik budidaya cabai (cabe) sangat menentukan keberhasilan budidaya. Cara menanam cabai (cabe) yang saya uraikan di sini sudah disesuaikan dengan kondisi di lapangan pada saat ini. Saya rangkai sedemekian rupa sehingga Cara menanam cabai (cabe) ini sangat praktis dan mudah diterapkan terutama bagi petani pemula. SYARAT TUMBUH TANAMAN CABAI (CABE) Tanah Tanah tempat penanaman cabai (cabe) harus gembur dengan kisaran pH 6,5 – 6,8. Air Tanaman cabai (cabe) memerlukan air cukup untuk menopang pertumbuhannya. Air berfungsi sebagai pelarutunsur hara, pengangkut unsur hara ke organ tanaman, pengisi cairan tanaman cabai, serta membantu proses fotosintesis dan respirasi. Tetapi pemberian air tidak boleh berlebihan. Iklim Angin sepoi-sepoi cocok untuk budidaya cabai (cabe). Curah hujan tinggi berpengaruh terhadap kelebihan air. Intensitas sinar matahari sangat dibutuhkan tanaman cabai (cabe), berkisar antara 10 – 12 jam per hari. Sedangkan suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman cabai (tanaman cabe) 240C -280C. PERSIAPAN TEKNIS BUDIDAYA CABAI (CABE) Pemilihan Lokasi Budiaya Cabai (Cabe) Lokasi budidaya cabai (cabe) sebaiknya dipilih yang strategis, transportasi mudah, dekat sumber air, jauh dari areapenanaman cabai (cabe) lain/tanaman sefamili. Sejarah lahan sangat penting untuk diperhatikan, paling baik lahan tidak ditanami tanaman cabai (cabe) selama minimal 2 tahun terakhir agar diperoleh hasil optimal. Pengukuran pH Tanah Budiaya Cabai (Cabe) Pengukuran pH tanah diperlukan untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa menggunakan kertas lakmus, pH meter, atau cairan pH tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan secara zigzag. Persiapan Sarana Prasarana Budiaya Cabai (Cabe) 1. Pengadaan tanah untuk media semai. 2. Pengadaan pupuk kandang, pupuk kimia, dan kapur pertanian. 3. Pengadaan benih dan mulsa PHP (Plastik Hitam Perak). 4. Pengadaan pestisida. 5. Pengadaan ajir, bambu penjepit mulsa PHP, dan tali pertanian. 6. Pengadaan peralatan. 7. Persiapan tenaga kerja. PELAKSANAAN BUDIDAYA CABAI (CABE) Persiapan Lahan Budidaya Cabai (Cabe) 1. Pembajakan dan penggaruan. 2. Pembuatan bedengan kasar selebar 110-120 cm, tinggi 40-70 cm, lebar parit 50-70 cm. 3. Pemberian kapur pertanian sebanyak 200 kg/rol mulsa PHP untuk tanah dengan pH di bawah 6,5. 4. Pemberian pupuk kandang fermentasi sebanyak 40 ton/ha dan pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 150 kg/rol mulsa PHP. 5. Pengadukan/pencacakan bedengan agar pupuk yang sudah diberikan bercampur dengan tanah. Rapikan bedengan. 6. Pemasangan mulsa PHP. 7. Pembuatan lubang tanam. 8. Jarak tanam ideal musim kemarau 60 cm x 60 cm dan musim penghujan bisa diperlebar 70 cm x 70 cm. Tujuannya untuk menjaga kelembaban udara di sekitar pertanaman cabai (cabe). 9. Pemasangan ajir. Persiapan Pembibitan dan Penanaman Budidaya Cabai (Cabe) 1. Rumah atau sungkup pembibitan. 2. Pembuatan media semai. 3. Komposisi media semai adalah 20 liter tanah, 10 liter pupuk kandang, dan 150 g NPK halus. Media semai dimasukkan ke dalam polibag semai. 4. Penyemaian benih cabai (cabe). 5. Pemeliharaan bibit. Pembukaan sungkup dimulai jam 07.00 - 09.00, kemudian sungkup dibuka lagi jam 15.00-17.00. Umur 5 hari menjelang tanam sungkup harus dibuka penuh untuk penguatan tanaman. Penyiraman jangan terlalu basah, dilakukan setiap pagi. Penyemprotan pestisida dilakukan pada umur 15 hss (hari setelah semai). Dosis ½ dari dosis dewasa. 6. Pindah tanam. Bibit cabai (cabe) berdaun sejati 4 helai siap pindah tanam ke lahan. PEMELIHARAAN TANAMAN CABAI (CABE) Penyulaman Budidaya Cabai (Cabe) Penyulaman budidaya cabai (cabe) dilakukan sampai umur tanaman 3 minggu. Apabila umur tanaman cabai (cabe) sudah terlalu tua dan masih terus disulam mengakibatkan pertumbuhan tanaman cabai (cabe) tidak seragam. Berpengaruh terhadap pengendalian hama penyakit. Perempelan dan Pengikatan Tanaman Budidaya Cabai (Cabe) Perempelan tunas samping. Perempelan tunas samping dilakukan pada tunas yang keluar di ketiak daun. Bertujuanmemacu pertumbuhan vegetatif tanaman, agar tanaman cabai (cabe) tumbuh kekar, disamping itu juga menjaga kelembaban saat tanaman cabai (cabe) sudah dewasa. Dilakukan sampai pembentukan cabang utama, ditandai munculnya bunga pertama. Perempelan daun. Perempelan daun dilakukan umur 80 hst (hari setelah tanam) pada daun-daun di bawah cabang utama dan daun tua/terserang penyakit. Sanitasi Lahan Budidaya Cabai (Cabe) Sanitasi lahan budidaya cabai (cabe) meliputi : pengendalian gulma/rumput, pengendalian air saat musim hujan sehingga tidak muncul genangan, tanaman cabai (cabe) terserang hama penyakit disingkirkan dari area penanaman. Pengairan Budidaya Cabai (Cabe) Pengairan budidaya cabai (cabe) diberikan secara terukur, dengan penggenangan atau pengeleban seminggu sekali jika tidak turun hujan. Penggenangan jangan terlalu tinggi, batas penggenangan hanya 1/3 dari tinggi bedengan. Pemupukan Susulan Budidaya Cabai (Cabe) PUPUK AKAR Diberikan dengan cara pengocoran : - Umur 15 hst dan 30 hst, dosis 3kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabai (cabe) 200ml. - Umur 45 hst dan 60 hst, dosis 4kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabai (cabe) 200ml. - Umur 75 hst, 90 hst dan 105 hst, dosis 5kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiaptanaman cabai (cabe) 200ml. PUPUK DAUN - Kandungan Nitrogen tinggi diberikan umur 14 hst dan 21 hst. - Kandungan Phospat, Kalium dan Mikro tinggi diberikan umur 35 hst dan 75 hst. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN CABAI (CABE) HAMA TANAMAN CABAI (CABE) Gangsir Gangsir tanaman cabai (cabe) adalah Brachytrypes portentosus. Hama ini menyerang tanaman muda yang baru saja pindah tanam. Serangannya dilakukan malam hari, sedangkan siang harinya bersembunyi di dalam tanah. Gangsirmembuat liang dalam tanah sampai kedalaman 90 cm.Gangsir merusak tanaman cabai (cabe) dengan cara memotong pangkal batang tapi tidak memakannya. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam. Ulat Tanah Ulat tanah tanaman cabai (cabe) adalah Agrotis ipsilon. Hama jenis ini menyerang tanaman cabai (cabe) di malam hari, sedangkan siang harinya bersembunyi dalam tanah atau di balik mulsa PHP. Ulat tanah menyerang batang tanaman cabai (cabe) muda dengan cara memotongnya, sehingga sering dinamakan ulat pemotong. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam. Ulat Grayak Ulat grayak tanaman cabai (cabe) adalah Spodoptera litura. Hama ini menyerang bagian daun tanaman cabai (cabe) dengan cara bergerombol. Daun menjadi berlubang dan meranggas. Ulat grayak disebut juga ulat tentara. Seperti halnya jenis ulat lain ulat ini menyerang tanaman cabai (cabe)malam hari, sedang siang harinya bersembunyi di balik mulsa atau dalam tanah. Ulat grayak bersifat polifag. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Ulat Buah Ulat buah tanaman cabai (cabe) adalah Helicoverpa sp.Hama ini menyerang buah muda dengan cara membuat lubang dan memakannya. Ulat buah bersifat polifag. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuaipetunjuk pada kemasan. Thrips Thrips tanaman cabai (cabe)e adalah Thrips parvispinus. Serangannya ditandai adanya bercak-bercak keperakan pada daun tanaman cabai (cabe) yang terserang. Hama ini lebih suka mengisap cairan daun muda sehingga menyebabkan daun tanaman yang terserang mengeriting, akhirnya tanaman cabai (cabe) menjadi kerdil. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahanaktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Kutu Daun Kutu daun tanaman cabai (cabe) adalah Myzus persiceae. Kutu ini mengisap cairan tanaman cabai (cabe)terutama pada daun muda, kotorannya berasa manis sehingga menggundang semut. Serangan parah menyebabkan daun mengalami klorosis (kuning), menggulung dan mengeriting, akhirnya tanaman cabai (cabe) menjadi kerdil. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisidaberbahan aktif abamektin, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Kutu Kebul Kutu kebul tanaman cabai (cabe) adalah Bemisia tabaci. Hama berwarna putih, bersayap, tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti lilin. Kutu kebul menyerang dan menghisap cairan sel daun sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Tungau Tungau tanaman cabai (cabe) adalah tungau kuning(Pol Polphagotarsonemus lotus) dan tungau merah(Tetranychus cinnabarinus). Tungau bersembunyi di balik daun sambil menghisap cairan daun. Daun cabai (cabe) yang terserang berwarna kecoklatan, terpelintir, serta pada permukaan bawah daun terdapat benang-benang halus berwarna merah atau kuning. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida akarisida berbahan aktif propargit, dikofol, tetradifon, piridaben, klofentezin, amitraz, abamektin, atau fenpropatrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Lalat Buah Lalat buah tanaman cabai (cabe) adalah Dacus dorsalis.Lalat betina dewasa menyerang dengan cara menyuntikkan telurnya ke dalam buah, kemudian telur berubah menjadi larva, telur-telur ini akhirnya menggerogoti buah cabai (cabe)sehingga buah menjadi busuk. Pengendalian lalat buahmenggunakan perangkap lalat (sexpheromone), caranya : metil eugenol dimasukkan botol aqua yang diikatkan pada bambu dengan posisi horisontal, atau dapat menggunakan buah-buahan yang aromanya disukai lalat (misal nangka, timun) kemudian dicampur insektisida berbahan aktif metomil. Selain itu juga dapat dilakukan penyemprotan insektisidaberbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Nematoda Nematoda tanaman cabai (cabe) adalah Meloidogyne incognita. Serangan nematoda ditandai adanya bintil-bintil pada akar. Nematoda merupakan cacing tanah berukuran sangat kecil, hama ini merupakan cacing parasit penyerang bagian akar tanaman cabai (cabe). Bekas gigitan cacing inilah akhirnya menyebabkan serangan sekunder, seperti layu bakteri, layu fusarium, busuk phytopthora atau cendawan lain penyerang akar. Cara pengendalian nematoda dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam. PENYAKIT TANAMAN CABAI (CABE) Rebah Semai Rebah semai tanaman cabai (cabe) adalah Pythium debarianum. Penyakit ini biasa menyerang tanaman cabai (cabe) fase pembibitan dan tanaman muda setelah pindah tanam. Cara pengendaliannya dengan penyemprotanfungisida sistemik berbahan aktif propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf danfungisida kontak berbahan aktif tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis ½ dari dosis terendah yang tertera pada kemasan. Layu Bakteri Bakteri penyebab layu tanaman cabai (cabe) adalahPseudomonas sp. Penyakit layu bakteri sering menggagalkan tanaman, tanaman cabai (cabe) yang terserang mengalami kelayuan pada daun, diawali dari daun-daun muda. Upaya pengendaliannya antara lain meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman cabai (cabe) terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik denganbahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin. Sebagai pencegahan, secara biologi berikan trichoderma pada saat persiapan lahan. Umur 25 hst, 40 hst dan 70 hst dilakukan pengocoran menggunakan pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. LayuFusarium Cendawan penyebab layu tanaman cabai (cabe)adalah Fusarium oxysporum. Tanaman cabai (cabe) yang terserang mengalami kelayuan dimulai daun-daun tua, kemudian menyebar ke daun-daun muda dan menguning. Upaya pengendaliannya antara lain meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman cabai (cabe) terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil atau propamokarb hidroklorida. Sebagai pencegahan, secara biologi berikan trichoderma pada saat persiapan lahan. Umur 25 hst, 40 hst dan 70 hst dilakukan pengocoran menggunakan pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Busuk Phytophtora Cendawan penyebab busuk phytophtora tanaman cabai (cabe) adalah Phytopthora infestans. Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman. Serangan pada Batang ditandai bercak coklat kehitaman dan kebasah-basahan. Serangan serius menyebabkan tanaman cabai (cabe) layu. Daun yang terserang seperti tersiram air panas. Buah yang terserang ditandai bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak. Pengendalian kimiawi menggunakanfungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram.Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Busuk Kuncup Penyakit busuk kuncup tanaman cabai (cabe) adalahChoanephora cucurbitarum. Penyakit busuk kuncupmenyerang bunga, tangkai bunga, pucuk dan rantingtanaman cabai (cabe). Ranting yang terserang berwarna coklat kehitaman dan cepat menyebar sehingga mematikan ujung tanaman cabai (cabe), sedangkan bagian lainnya masih tegar. Ranting mati membusuk. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya metalaksil, propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf, danfungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Bercak Cercospora Cendawan bercak cercospora tanaman cabai (cabe)adalah Cercospora capsici. Penyakit bercak cercosporamenyerang daun, tangkai buah, batang dan cabangtanaman cabai (cabe). Gejala serangan ditandai adanya bercak bulat kecil kebasah-basah, bercak dapat meluas dengan diameter 0,5 cm, pusat bercak berwarna pucat sampai putih, tepi bercak berwarna lebih tua. Daun yang terserang parah berwarna kuning dan gugur. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktifyang bisa digunakan diantaranya benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Antraknosa(Patek) Cendawan antraknosa tanaman cabai (cabe) adalahColletotrichum capsici dan Gloesporium piperatum.Antraknosa sering juga diistilahkan patek. Serangan pada buah ditandai bercak agak bulat dan berlekuk berwarna cokelat tua, di sini cendawan membentuk massa spora berwarna merah jambu. Buah yang terserang harus dimusnahkan dari area penanaman cabai (cabe). Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Virus Virus tanaman cabai (cabe) adalah TMV, TEV, TRV, CMV, TRSV, CTV dan PVY. Virus merupakan penyakit yang sangat berpotensi menimbulkan kegagalan terutama musim kemarau. Gejala serangan umumnya ditandai pertumbuhantanaman cabai (cabe) mengerdil, daun mengeriting dan terdapat bercak kuning kebasah-basahan. Penyakit virussampai saat ini belum ditemukan penangkalnya. Penyakit ini ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain melalui vektor atau penular. Beberapa hama yang sangat berpotensi penular virus diantaranya adalah thrips, kutu daun, kutu kebul, dan tungau. Manusia dapat juga berperan sebagai penularvirus, baik melalui alat-alat pertanian maupun tangan terutama saat perempelan. Beberapa upaya penangananvirus antara lain : membersihkan gulma (gulma berpotensi menjadi inang virus), mengendalikan hama/serangga penularvirus, memusnahkan tanaman cabai (cabe) terserang, kebersihan alat dan memberi pemahaman kepada tenaga kerja agar tidak ceroboh saat melakukan penanganan terhadap tanaman cabai (cabe). STRATEGI PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI (CABE) Pengendalian hama gangsir, ulat tanah dan nematodadilakukan secara bersamaan cukup satu kali pemberianinsektisida, yaitu 1gram per lubang tanam. Pengendalian hama ulat grayak, ulat buah, kutu daun,kutu kebul, thrips, tungau, lalat buah dan penyakitmenggunakan pestisida harus dilakukan berseling atau penggantian bahan aktif yang tertera di atas setiap melakukan penyemprotan (jangan menggunakan bahan aktifyang sama secara berturut-turut). PANEN Cabai (cabe) merah dapat dipanen pada umur 110 hst. Buah dipanen adalah buah 80% masak.

Rabu, 06 Maret 2013

resistensi difusi gas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Unsur-unsur yang diperlukan oleh tumbuhan masuk ke dalam tubuh tanaman dengan pertukaran ion. Jika ion-ion yang masuk dan ion-ion yang ke luar pada sel-sel akar setimbang, maka tanaman belum dapat memperoleh unsu-unsur yang diperlukan. Tuka- menukar ion tidak saja terjadi di dalam sel-sel akar, akan tetapi kita dapat jumpai di seluruh bagian tubuh tanaman. Proses tukar-menukar zat terjadi di semua bagian yang berklorofil, di mana CO2yang masuk diganti oleh O2 yang ke luar, yaitu proses fotosintesis. Molekul-molekul yang selalu bergerak disebabkan oleh adanya tenaga dinamik yang disebut energi kinetis. Penyebaran molekul-molekul suatu zat baik gas, maupun zat cair dan zat padat ke segala arah memiliki konsentrasi yang sama. Dalam proses fotosintesis, karbon dioksida direduksi menjadi karbohidrat atas bantuan beberapa enzim tertentu dengan menggunakan energi metabolisme yang berasal dari radiasi matahari pada kondisi alami. Sumber karbon dioksida adalah atmosfer, sehingga gas ini harus ditransfer dari atmosfer ke tempat reduksi yaitukloroplas atau tepatnya stroma. Transpor ini berlangsung melalui proses difusi.Dalam proses transpornya, terdapat hambatan atau resistensi yang disederhanakanmenjadi resistensi lapisan atas, resistensi stomata, dan resistensi mesofil. Laporanini akan mengulas lebih lanjut mengenai resistensi difusi gas. 1.2 Tujuan • Untuk mengetahui resistensi difusi gas pada tanaman. • Memahami definisi resistensi dan definisi. • Memahami definisi resistensi difusi gas. o Memahami macam-macam resistensi difusi gas. o Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi resistensi difusi gas BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Resistensi • Resistensi adalah menunjukan pada posisi sebuah sikap untuk berperilaku bertahan, berusaha melawan, menentang atau upaya oposisi pada umumnya sikap ini tidak berdasarkan atau merujuk pada paham yang jelas. (Anonymousa, 2011) • Resistensi adalah ketahanan pengangkutan bahan akibat gesekan penyusunnya. (Anonymousb, 2011) • Resistensi adalah ketahanan suatu gas akibat mengalirnya suatu gas dari konsentrasi tinggi menuju konsentrasi rendah.(Prawirohartono, 2005) • Resistance is a force, such as friction, that operates opposite the direction of motion of a body and tends to prevent or slow down the body’s motion. (Anonymousc, 2011) “Resistensi adalah kekuatan, seperti gesekan, yang beroperasi berlawanan arah gerak dari tubuh dan cenderung untuk mencegah atau memperlambat gerak tubuh.” • Resistance is the capacity of an organism, tissue, or cell to withstand the effects of a harmful physical or environmental agent, such as a microorganism or pollutant. (Anonymousd, 2011). “Resistensi adalah Kapasitas dari suatu organisme, jaringan, atau sel untuk menahan efek dari agen fisik atau lingkungan berbahaya, seperti mikroorganisme atau polutan.” 2.2 Pengetian Difusi • Difusi adalah pergerakan neto dari suatu tempat lain ke tempat lain, akibat aktivitas kinetik acak/gerak termal dari molekul/ion. (Salisbury et.all, 1995) • Difusi adalah pergerakan partikel dari daerah partikel yang lebih pekat ke daerah yang partikelnya kurang pekat. (Loveless, 1987) • Difusi adalah perpindahan dari konsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasirendah, tetapi hanya berlaku untuk gerakan suhu acak pada suatu molekul.(Soekartono, 1984) • Diffusion is the movement of substances into a plant from it is surrounding is accomplished largely by the process.(Meyer, 1992). “Difusi adalah perpindahan substansi ke dalam tubuh tanaman dari area sekitarnya melalui sebuah proses.” • Diffusion is the movement of molecules or ions, as a result of random motion of regions of high concentration to areas of low concentration. (Tjitrosomo et.all, 1993). “Difusi adalah perpindahan molekul atau ion, sebagai akibat gerak acaknya dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah.” • Diffusion is the movement of molecules or ions, as a result of random motion of regions of high concentration to areas of low concentration. (Anonymouse.2011). “Difusi adalah perpindahan suatu substansi dari tempat yang konsentrasinya tinggi ke tempat yang konsentrasinya rendah.” 2.3 Pengertian Resistensi Difusi Gas • Resistensi Difusi Gas adalah ketahanan terhadap aliran/perpindahan gas-gas di sekitar tanaman. (Anonymousf, 2011) • Resistensi Difusi Gas (RDG) ialah suatu ketahanan tanaman terhadap pergerakan gas dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah melalui mulut daun (stomata).(Anonymousg, 2010) 2.4 Macam-macam Resistensi Difusi Gas • Resistensi Lapisan Batas (Ra) Lapisan batas merupakan daerah perpindahan gas/zat cair yang bersinggungan debgan daun. Perpindahan bahang secara konveksi berlangsung lebih cepat bila lapisa batas itu lebih tipis(gradien suhu tajam)dan lebih lambat bila lapisan tersebut lebih tebal(gradien kurang tajam). Semakin cepat pergeran udara, lapisan batas semakin tipis. Dedaunan kecil seperti daun jarum konifer, memiliki lapisan batas paling tipis dan paling terpengaruholeh konveksi. Daunan lebar seperti palem kipas gurun pasir mempunyai lapisan batas paling tebal. (Salisbury et.all, 1995). ) Konsentrasi CO2 pada permukaan daun yang sering disebut efek lapisan batas tergolong hambatan luar yang timbul karena permukaan luar terdapat lapisan pembatas uap air di dalam difusi dari rongga stomata ke atmosfir uap air bergerak meninggalkan permukaan daun dengan difusi monokuler melalui satu lapisan batas di sekitar daun dan pada lintasan yang dilalui digambarkan dari sudut tanaman. (Anonymoush,2010) • Resistensi stomata (Rs) Jika stomata tertutup atau hampir tertutup, hambatan sangat tinggi. Jika terbuka, hambatan cukup rendah. (Salisbury et.all, 1995). Tahapan terhadap difusi CO2 dari luar ke daun melalui stomata. Faktor utama yang mempengaruhi Rs adalah tingkat membukanya stomata sehingga perhitungan dilakukan dengan cara mengukur banyaknya air yang hilang melalui daun yang merupakan hambatan oleh stomata dan difusi.(Gardner, 1991) • Resistensi Mesofil Sering disebut hambatan yang hampir konstan. Ukuran apa saja yang berhubungan dengan daun yang mempunyai pengambilan CO2 kecuali resistensi lapisan batas dan resisrensi stomata. (Salisbury et.all,1995). Merupakan ukuran apa saja yang berhubungan dengan daun dan mempengaruhi pengambilan CO2 melalui mesofil kecuali tahanan lapisan batas dan stomata karena apa saja yang mempengaruhi konsentrasi CO2 ke dalam kloroplas mempengaruhi laju difusi total CO2 dari udara ke kloroplas. Dihitung sebagai tahanan sisa terhadap pengambilan CO2 oleh daun. (Gardner, 1991) 2.5 Faktor yang mempengaruhi Resistens Difusi Gas a)Kepadatan gas Perbedaan difusi gas dipengaruhi oleh faktor lingkungan tertentu antara lain mengenai kepadatan relatif CO2. (Soekartono,1984) b)Gradien tekanan difusi Bila besarnya tahap perbedaan tahap difusi ini tinggi, maka kecepatan difusinya tinggi. (Heddy, 2003) c)Morfologi daun Pada tempat dengan intensitas cahaya tinggi menyebabkan penebalan daun yang menurunkan resistensinya terhadap difusi CO2 dengan meningkatkan ruang pori dalam lapisan mesofil. (Filler and Kay, 1998) d)Angin Angin yang sedang menambah kegiatan transpirasi, angin membawa uap air yang berada dekat stomata, uap yang masih ada dalam daun akan berdifusi keluar. (Dwijoseputro, 1992) e)Temperatur Kenaikan temperatur akan menaikkan difusi karena temperature akan menaikkan tenaga kinetis dari molekul substrat yang berdifusi.(Heddy, 2003) f)Keadaan air dalam tanah Air dalam tanah adalah satu-satunya sumber pokok, darimana akar tanaman mendapat air yang dibutuhkan. Absorbsi air melalui bagian- bagian lain yangada di atas tanah seperti batang dan daun juga ada, akan tetapi pemasukan air lewat bagian-bagian tersebut tidak sebanding penyebaran air melalui akar.(Dwijoseputro, 1992) DAFTAR PUSTAKA Anonymousa.2011.Resistensi.(online),(http://www.thefreedictionary.com/resistanc e, diakses tanggal 14 Otober 2011 Anonymousb.2011.Resistensi.(online),(http://id.wikipedia.org/wiki/resistance, diakses tanggal 14 Oktober 2011). Anonymousc.2011.Resistance.(online),(http://www.indonesianindonesia.com, diakses tanggal 14 Oktober 2011) Anonymousd, 2010.Resistensi.(online),(http://id.wikipedia.org/wiki/Resistensi. di unduh tanggal 14 Oktober 20101). Anonymouse, 2010. Resistensi Difusi Gas. (online),(http://agrica.online.or.id/resist ensi-difusi-gas/, diunduh tanggal 14 Oktober 2011.) Anonymousf, 2010.Macam-macam Resistensi Difusi Gas. (online),(http://agrica.online.or.id/macam-macam-resistensi-difusi-gas, Diakses pada 14 Oktober 2011). Dwijoseputro. 1992. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta Filter and Kay. 1998. Fisiologi Lingkungan Tanaman. UGM Press. Yogjakarta Gardner. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press. Jakarta Heddy. 2003. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Yogjakarta Loveless, A.R. 1987. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. Gramedia. Jakarta. Meyer, B. 1992. Plant Physiology Draw Nastran and Company Inc. New Jersey Prawirohartono S. 2005. Sains Biologi. Jakarta : Bumi Aksara. Salisbury, Frank B dan Cleon W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB. Bandung. Soekartono. 1984. Fisiologi tumbuhan. Universitas Brawijaya. Malang. Tjitrosomo, sitisoetarmi dan Nawang sari Sugiri. 1993. Biologi edisi kelima Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Rabu, 20 Februari 2013

lagu jesus Tuhanku Jaminisa


CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULAR(CMA)


BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pengertian Cendawan Mikoriza Arbuskular
Cendawan Mikoriza Arbuskular (CMA) merupakan asosiasi antara cendawan tertentu dengan akar tanaman dengan membentuk jalinan interaksi yang komplek. CMA merupakan kelompok jamur tanah obligat yang tidak dapat tumbuh dan berkembang jika tidak bersimbiosis dengan tanaman inangnya. Jika terpisah dengan tanaman inangnya CMA akan membentuk stuktur tahan yaitu berbentuk spora tahan (klamidospora).Mikoriza berasal dari kata Miko (Mykes = cendawan) dan Riza yang berarti Akar tanaman. Struktur yang terbentuk dari asosiasi ini tersusun secara beraturan dan memperlihatkan spektrum yang sangat luas baik dalam hal tanaman inang, jenis cendawan maupun penyebarannya. Mikoriza merupakan asosiasi simbiotik antara akar tanaman dengan jamur. Asosiasi antara akar tanaman dengan jamur ini memberikan manfaat yang sangat baik bagi tanah dan tanaman inang yang merupakan tempat jamur tersebut tumbuh dan berkembang biak. Mikoriza adalah kelompok fungi (jamur) yang bersimbiosis dengan tumbuhan tingkat tinggi (tumbuhan berpembuluh,Tracheophyta) khususnya pada system perakaran. Mikoriza memerlukan akar tumbuhan untuk melengkapi daur hidupnya. Sebaliknya, beberapa tumbuhan bahkan ada yang tergantung pertumbuhannya pada mikoriza. Beberapa jenis tumbuhan tidak tumbuh atau terhambat pertumbuhannya tanpa kehadiran mikoriza di akarnya.
Macam-macam Mikoriza
Mikoriza di bagi menjadi dua yaitu:
Endomikoriza
Endomikoriza adalah jamur yang hifanya dapat menembus akar sampai bagian korteks. Misalnya yang terjadi pada tanaman anggrek, sayuran (kol), dan pada berbagai jenis tumbuhan tinkat tinggi. Endomikoriza penting untuk beberapa jenis tanaman polongan karena dapat merangsang pertumbuhan bintil akar. Bintil akar dapat bersimbiotis dengan Rhizobium sehingga mempercepat fiksasi nitrogen.
Ektomikoriza                                    
Ektomikoriza adalah jamur yang hifanya hanya sampai pada bagian epidermis akar pertumbuhan atau tidak sampai menembus ke dalam korteks akar. Dengan adanya ektomikoriza, akar tumbuhan tidak begitu memerlukan buylu akar. Tumbuhan tumbuhan tersebut dapat memperoleh air dan unsure-unsur hara dari tanah dalam jumlah yang lebih banyak.

2.2       Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikoriza
·         Suhu
Penetrasi dan perkecambahan hifa diakar peka pula terhadap suhu tanah. Pada umumnya infeksi oleh cendawan MVA meningkat dengan naiknya suhu ,peran mikoriza hanya menurun pada suhu diatas 40°C.
·         Kadar Air Tanah
Untuk tanaman yang tumbuh didaerah kering, adanya MVA menguntungkan karena dapat meningkatkan kemampuan tanaman untuk tumbuh dan bertahan pada kondisi yang kurang air (Vesser et el,1984dalam Pujianto, 2001).
·         pH Tanah
Perubahan pH tanah melalui pengapuran biasanya berdampak merugikan bagi perkembangan MVA asli yang hidup pada tanah tersebut sehingga pembentukan mikoriza menurun (Santosa, 1989).
·      Bahan Organik
Jumlah spora MVA tampaknya berhubungan erat dengan kandungan bahan organik didalam tanah. Jumlah maksimum spora ditemukan pada tanah- tanah yang mengandung bahan organik 1-2 persen sedangkan pada tanah-tanah berbahan organic kurang dari 0,5 persen kandungan spora sangat rendah (Pujianto, 2001).


·         Cahaya dan Ketersediaan Cahaya
Peran mikoriza yang erat dengan peyediaan P bagi tanaman menunjukkan keterikatan khusus antara mikoriza dan status P tanah. Pada wilayah beriklim sedang konsentrasi P tanah yang tinggi menyebabkan menurunnya infeksi MVA yang mungkin disebabkan konsentrasi P internal yang tinggi dalam jaringan inang (Santosa, 1989).
·         Logam Berat dan Unsur Lain
Aluminium diketahui menghambat muncul jika ke dalam larutan tanah ditambahkan kalsium (Ca). Jumlah Ca didalam larutan tanah rupa-rupanya mempengaruhi perkembangan MVA. Hal ini mungkin karena peran Ca2+ dalam memelihara integritas membran sel.
·         Fungisida
Fungisida merupakan racun kimia yang diracik untuk membunuh cendawan penyebab penyakit pada tanaman, akan tetapi selain membunuh cendawan penyebab penyakit fungisida juga dapat membunuh mikoriza, dimana pemakainan fungisida ini menurunkan pertumbuhan dan kolonisasi serta kemampuan mikoriza dalam menyerap P.

2.3       Manfaat yang dapat diperoleh tanaman inang dari adanya asosiasi mikoriza
1. Meningkatkan penyerapan unsur hara
Tanaman yang bermikoriza biasanya tumbuh lebih baik dari pada yang tidak bermikoriza, dapat meningkatkan penyerapan unsur hara makro dan beberapa unsure hara mikro. Selain itu akar tanaman yang bermikoriza dapat menyerap unsure hara dalam bentuk terikat dan tidak tersedia untuk tanaman (Serrano, 1985 dalam Suhardi, 1992 dalam Rahayu dan Akbar, 2003). Hubungan antara MVA dengan organisme tanah tidak bias diabaikan, karena secara bersama-sama keduanya membantu pertumbuhan tanaman.

2.  Tahan terhadap serangan pathogen
Mikoriza dapat berfungsi sebagai pelindung biologi bagi terjadinya infeksi patogen akar. Mekanisme perlindungan ini bisa diterangkan sebagai berikut:
3. Sebagai konservasi tanah
Fungi mikoriza yang berasosiasi dengan akar berperan dalam konservasi tanah, hifa tersebut sebagai kontributor untuk menstabilkan pembentukan struktur agregat tanah dengan cara mengikat agregat-agregat tanah dan bahan organik tanah.
4. Mikoriza dapat memproduksi hormon dan zat pengatur tumbuh
       Fungi mikoriza dapat memberikan hormon seperti auxin, sitokinin, giberellin, juga zat pengatur tumbuh seperti vitamin kepada inangnya.
5. Sebagai sumber pembuatan pupuk biologis.
6. Fungi ini dapat diisolasi, dimurnikan dan diperbanyak dalam biakan monnesenil.
7. Isolat-isolat tersebut dapat dikemas dalam bentuk inokulum dan sebagai sumber material pembuat pupuk biologis yang dapat beradaptasi pada kondisi daerah setempat (Setiadi, 1994).
8.                                                                                                                                       Sinergis dengan mikroorganisme lain      
Keberadaan mikoriza juga bersifat sinergis denagn mikroba potensial lainnya seperti bakteri penambat N dan bakteri pelarut fosfat.
9. Mempertahankan keanekaragaman tumbuhan
Fungi mikoriza berperan dalam mempertahankan stabilitas keanekaragaman tumbuhan dengan cara transfer nutrisi dari satu akar tumbuhan ke akar tumbuhan lainnya yang berdekatan melalui struktur yang disebut Bridge Hypae.

2.4       Pengaruh mikoriza pada penyerapan unsur hara tanaman
Tanaman yang bermikoriza tumbuh lebih baik dari tanaman tanpa bermikoriza. Penyebab utama adalah mikoriza secara efektif dapat meningkatkan penyerapan unsur hara baik unsur hara makro maupun mikro. Selain daripada itu akar yang bermikoriza dapat menyerap unsur hara dalam bentuk terikat dan yang tidak tersedia bagi tanaman (Anas, 1997).
            Petani organik sangat menghindari pemakaian pupuk kimia. Untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman, petani organik mengandalkan kompos sebagai sumber utama nutrisi tanaman. Sayangnya kandungan hara kompos rendah. Kompos matang kandungan haranya kurang lebih 1.69% N, 0.34% P2O5, dan 2.81% K. Dengan kata lain 100 kg kompos setara dengan 1.69 kg Urea, 0.34 kg SP36, dan 2.18 kg KCl. Misalnya, untuk memupuk padi yang kebutuhan haranya 200 kg Urea/ha, 75 kg SP 36/ha, dan 37.5 kg KCl/ha, membutuhkan sebanyak 22 ton kompos/ha. Jumlah kompos yang demikian besar ini memerlukan banyak tenaga kerja dan berimplikasi pada naiknya biaya produksi.
              Mikroba tanah lain yang berperan di dalam penyediaan unsur hara adalah mikroba pelarut fosfat (P) dan kalium (K). Tanah pertanian kita umumnya memiliki kandungan P cukup tinggi (jenuh). Namun, hara P ini sedikit/tidak tersedia bagi tanaman karena terikat pada mineral liat tanah.   Di sinilah peranan mikroba pelarut P. Mikroba ini akan melepaskan ikatan P dari mineral liat dan menyediakannya bagi tanaman. Banyak sekali mikroba yang mampu melarutkan P, antara lain Aspergillus, Penicillium, Pseudomonas, dan Bacillus Megatherium. Mikroba yang berkemampuan tinggi melarutkan P, umumnya juga berkemampuan tinggi dalam melarutkan K.
                        Mikoriza berperan dalam melarutkan P dan membantu penyerapan hara P oleh tanaman. Selain itu, tanaman yang bermikoriza umumnya juga lebih tahan terhadap kekeringan. Contoh mikoriza yang sering dimanfaatkan adalah Glomus dan Gigaspora.

DAFTAR PUSTAKA

Pujiyanto. 2001. Pemanfatan Jasad Mikro, Jamu Mikoriza dan Bakteri Dalam Sistem Pertanian Berkelanjutan Di Indonesia: Tinjauan Dari Perspektif Falsafah Sains. Makalah Falsafah Sains Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor
Rahayu, Novi., dan Ade Kusuma Akbar. 2003. Pemanfaatan Mikoriza dan Bahan Organik Dalam Rangka Reklamasi Lahan Pasca Penambangan. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura. Pontianak
Santosa, Dwi Andreas. 1989. Teknik dan Metode Penelitian Mikorisa Vesikular-Arbuskular. Laboraturium Biologi Tanah Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor



memperbanyak tanaman


rumah adat karo ( vidio)


tarian karo( karo dance)


produksi kedelai


PRODUKSI KEDELAI INDONESIA
Kedelai sebagai salah satu komoditi pertanian yang berperan sebagai sumber daya penghasil protein terbaik manusia merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan akan nutrisi pada tubuh manusia. Selain itu, bagi masyarakat Indonesia kedelai telah menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan penggunaan kedelai tersebut sebagai bahan lauk-pauk dan pelengkap makanan lainnya, seperti pengolahannya menjadi tempe, tahu, dan kecap. Hal tersebut mengakibatkan tingginya permintaan kedelai di pasar dalam negeri terutama untuk memenuhi permintaan rumah tangga. Sementara itu ironisnya, produksi kedelai dari dalam negeri sendiri justru terus mengalami penurunan bahkan mengakibatkan peningkatan terhadap kuantitas kedelai impor di pasar untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga maupun industri di dalam negeri.
Semakin menurunnya kuantitas produksi kedelai dalam negeri ini menurut Wakil Menteri Perdagangan diakibatkan oleh adanya penurunan luas lahan daripada areal pertanian sendiri, seperti semakin gencarnya alih fungsi lahan pertanian menjadi area pemukiman dan lainnya. Selain itu, permasalahan ini juga disebabkan oleh kurangnya insentif yang dimiliki petani untuk membeli bibit kedelai, dan rendahnya daya saing kedelai Indonesia dengan komoditi kedelai impor yang notabene justru memiliki harga yang jauh lebih murah dibanding kedelai lokal. Berikut adalah tabel produksi kedelai Indonesia dari tahun 2007-2012 :
Sumber : BPS 2012
Grafik produksi kedelai Indonesia tahun 2007-2012

Pada data yang ditampilkan dalam tabel dan grafik di atas tampak bahwa produksi kedelai di Indonesia dari tahun 2007 sampai 2012 terus mengalami peningkatan dari tahun 2007 sebanyak 592534 ton kedelai sampai puncaknya yaitu pada tahun 2009 sebanyak 974512 ton, kemudian terus menurun hingga tahun 2012 yaitu sebesar 779741 ton kedelai sebagaimana yang baru saja menjadi fenomena karena mengakibatkan kelangkaan komoditi kedelai yang dapat merugikan produsen pengolahan kedelai seperti produsen tempe dan tahu, sebagaimana diketahui bahwa tempe dan tahu merupakan bahan pangan sehari-hari yang permintaannya sangat tinggi oleh masyarakat Indonesia. Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa kelangkaan tersebut diakibatkan oleh semakin berkurangnya lahan pertanian untuk kedelai sendiri akibat tingginya intensitas alih guna lahan pertanian menjadi larea pemukiman. Sehingga hal ini memicu terjadinya impor kedelai yang notabene harganya justru lebih murah daripada kedelai lokal.
Studi Kasus:
Produksi Kedelai: Indonesia “Bangsa Tempe”
Sudah tiga hari lamanya menu gorengan tempe dan tahu tak lagi tersaji di warung makan Tegal (warteg) tempat saya biasa santap sahur. Nampaknya, ini merupakan buntut dari meroketnya harga kedelai belakangan ini sehingga memaksa sejumlah perajin tahu-tempe menyetop produksinya. Alhasil, kedua panganan hasil olahan kedelai tersebut pun menjadi langka, bahkan menghilang di sejumlah tempat.
Kabarnya, suplai komoditas kedelai sedang terganggu. Harga komoditas ini di pasar internasional dikabarkan melambung akibat gangguan produksi (anomali iklim) yang terjadi di sejumlah negara utama pemasok kedelai di pasar dunia. Amerika Serikat (AS), misalnya, saat ini sedang dilanda kekeringan. Kondisi ini tentu sangat tidak menguntungkan buat Indonesia yang sebagian besar pemenuhan kebutuhan kedelainya bergantung pada impor.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, sekitar 71 persen pemenuhan kebutuhan kedelai dalam negeri di tahun 2011 berasal dari impor. Tahun lalu, Indonesia harus mengimpor sebanyak 2.087.986 ton kedelai karena produksi kedelai dalam negeri hanya mencapai 851.286 ton. Sebagian besar kedelai impor tersebut berasal dari AS, yakni sebesar 1.847.900 ton. Diketahui, sekitar 83,7 persen kedelai impor diserap untuk pembuatan tahu dan tempe (Kompas.com, 27/07), menjadikan industri yang satu itu ini begitu bergantung pada kedelai impor.
Bencana kekeringan yang tengah melanda AS dan Amerika Selatan (pemasok utama komoditas kedelai dunia) mengakibatkan suplai kedelai di pasar internasional terganggu sehingga harganya melambung. Itulah sebab, harga kedelai impor di dalam negeri saat ini meroket karena harga di pasar internasional juga tinggi. Celakanya, ada indikasi kuat telah terjadi praktek kartel dalam importasi komoditas ini: pemasok kedelai impor (importir) jumlahnya hanya segelintir, dan mereka memiliki ruang yang lebih untuk memainkan harga sekehendak hati. Konsekwensinya jelas, harga kedelai impor bisa naik berlipat-lipat melebihi kewajaran hanya untuk memuaskan hasrat meraup untung berlipat segelintir orang tersebut. Dan, nampaknya itulah yang tengah terjadi saat ini.
Terkait hal ini, kabarnya pemerintah telah memutuskan untuk membuka keran impor sederas-derasnya dalam jangka pendek. Mulai 1 Agustus hingga akhir Desember tahun ini, bea masuk kedelai impor, yang tadinya sebesar 5 persen, akan diturunkan menjadi 0 persen (Kompas.com. 27/07). Langkah pemerintah ini membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi para pegiat usaha pembuatan tahu-tempe (koperasi dan perajin) untuk melakukan impor kedelai secara langsung sehingga kenaikan harga kedelai saat ini bisa ditekan dan produksi tahu-tempe, yang begitu bergantung pada kedelai impor, tidak terhenti.
Swasembada kedelai
Langkah yang ditempuh pemerintah di atas tentu hanyalah solusi sesaat. Masalah serupa akan terus berulang jika pemenuhan kebutuhan kedelai negeri ini terus bergantung pada kedelai impor. Dan, satu-satunya cara agar negeri ini tidak lagi bergantung pada kedelai impor adalah “swasembada kedelai”.
Sebetulnya, sejak tahun 2010 lalu, pemerintah telah menetapkan sejumlah target ambisius terkait produksi komoditas pangan, termasuk kedelai. Swasembada kedelai ditargetkan akan tercapai pada tahun 2014. Kita tentu tidak menafikan berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam menggenjot produksi kedelai nasional selama ini. Tapi melihat perkembangan yang terjadi, kita patut pesimis. Nampaknya, target ambisius tersebut bakal urung tercapai. Pemerintah nampaknya hanya jago membuat target, tapi lemah dalam merealisasikannya. Betapa tidak. Menurut catatan BPS, sejak tahun 2009 hingga kini, produksi kedelai nasional terus menurun (seperti yang ditunjukkan pada grafik dan tabel sebelumnya).
Pemerintah selalu berkilah, terjadi kompetisi antara tanaman kedelai dan jagung di lapangan. Pasalnya, kedua komoditas ini ditanam pada lahan yang sama sehingga terjadi trade off: mana yang lebih menguntungkan itu yang ditanam oleh petani. Dan Saat ini, komoditas jagung lebih menguntungkan dibanding kedelai sehingga petani lebih memilih menanam jagung.
Jika dicermati, perkembangan struktur ongkos usaha tani kedelai memang terus meningkat. Sementara pada saat yang sama, perkembangan harga jual komoditas ini cenderung stagnan. Kombinasi antara tingginya biaya produksi dan harga jual yang tidak kompetitif menjadikan petani tidak begitu tertarik untuk menaman kedelai. Kita tentu patut curiga, jangan-jangan ini merupakan indikasi tidak adanya keseriusan dan lemahnya insentif serta perhatian pemerintah selama ini.
Pertanyaannya kemudian, sampai kapan kondisi ini terus berlanjut? Tentu harus ada upaya-upaya serius dari pemerintah untuk menyelesaikannya. Upaya memperluas areal tanam tentu bagus, tapi tentu tidak mudah melakukannya. Peraga di atas dengan terang juga menunjukkan, luas panen kedelai terus menurun. Ini merupakan indikasi kuat bahwa pemerintah telah gagal menambah luas areal tanam kedelai secara berarti selama ini. Terkait produksi kedelai, jangan sampai kita menjadi “bangsa tempe” seperti yang dikatakann Bung Karno karena tidak mampu mewujudkan yang namanya kemandirian dan kedaulatan pangan atas negeri ini.
DATA KONSUMSI KEDELAI DI INDONESIA PADA TINGKAT NASIONAL
DARI TAHUN 1999-2006








Konsumsi kedelai pada tingkat nasional per kapita per tahun mengalami fluktuasi. Pada tahun 1999 konsumsi kedelai berkisar antara 5,7  kg/ kapita/ thn. Dan mengalami peningkatan pada tahun 2002 sebesar 7,1 kg/kapita/thn. Kemudian berbanding terbalik pada tahun 2003 terjadi penurunan 2 persen dari tahun sebelumnya. Selanjutnya konsumsi meningkat, rata-rata 6,3 persen/tahun, sehingga pada tahun 2008 mencapai 8,31 kg/kapita/tahun. Kondisi konsumsi ini kontradiktif dengan produksi. Pada satu sisi produksi demikian rendah, pada sisi lain konsumsi tumbuh meningkat sebesar 4,3 persen/tahun. Indikasi peningkatan ketergantungan impor telah muncul dengan perbedaan fenomena pertumbuhan produksi dan konsumsi kedelai domestik.
Mengingat di Indonesia saat ini pada hasil pertanian kedelai mengalami penurunan baik dari segi produktivitasnya. Akan tetapi permintaan yang terjadi meningkat tajam dan dapat dikatakan bahwa kedelai di Indonesia mengalami krisis. Lebih parahnya, Indonesia lebih banyak impor kedelai dari luar untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Selain itu dari data di atas dapat diketahui atas konsumsi masyarakat terhadap kedelai yang mengalami kenaikan yang drastic dari tahun 2004 sampai 2006. Seharusnya pemerintah dapat menentukan kebijakannya dalam pengurangan impor kedelai dan meningkatkan produktivitas kedelai di dalam negeri. Sehingga dengan begitu permintaan akan kedelai yang ada dalam negeri dapat terpenuhi.
Ada pun grafik yang menunjukkan peningkatan maupun penurunan yang terjadi pada konsumsi kedelai.








Studi Kasus
Konsumsi Kedalai Nasional Capai 2,6 Juta Ton Per Tahun Yang Kekurangannya Harus di Pasok dengan Kedelai Impor










Pasuruan (ANTARA News) - Menteri Perdagangan, Gita wiryawan mengatakan, tingkat konsumsi kedelai nasional telah mencapai 2,6 juta ton per tahun, sementara tingkat produksi kedelai nasional hanya mencapai 6 ribu ton per tahun. "Sehingga kekurangannya harus dipasok dengan kedelai impor," Gita wiryawan di sela kunjungannya ke PT Nestle di Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur, .
Tentang kenaikkan harga kedelai yang tejadi belakangan ini adalah akibat anomali iklim yang melanda negera-negara produsen kedelai. Ia berharap anomali iklim tidak berkelanjutan agar kenaikan harga kedelai tidak berlanjut, sebaliknya ia menyarankan agar perlu dicarikan solusi untuk mencari substitusi kedelai. Ia juga menilai lahan pertanian di Jawa Timur juga sangat cocok untuk dikembangkan sebagai lahan kedelai seperti halnya di Amerika Latin.
Heri Budiarto, seorang pemilik industri tahu "Terang" di jl. Untung Suropati Kota Pasuruan, harga kedelai dalam dua hari terakhir meningkat. Harga kedelai yang beberapa hari lalu masih Rp6.800 per kilogram merangkak naik menjadi Rp7.200 per kilogram, dan terakhir mencapai Rp7.500 per kilogram. Heri Budiarto mengungkapkan, kenaikkan harga kedelai yang terus meningkat berdampak pada pengurangan keuntungan. Sementara untuk meningkatkan harga juga tidak mudah, sehingga terpaksa harus mengurangi ukurannya.
Ia menyebutkan, harga tahu yang semulai Rp500,00 per potong kini meningkat menjadi Rp650,00 per potong. Seiring dengan kenaikkan harga tahu maka tingkat penjualan juga mengalami penurunan sekitar 40 persen. Jika sebelumnya ia mampu memproduksi tahu dengan bahan baku sekitar 1 ton per hari kini turun hanya mencapai sekitar 600 kilogram saja. Heri Budiarto menyebutkan, kedelai yang diolah menjadi tahu merupakan kedelai produk impor dari AS. Sedangkan kedelai lokal kini kosong di pasaran. Menurut Heri Budiarto, untuk industri tahu lebih menyukai kedelai produksi lokal karena kualitasnya cukup baik. Sebaliknya untuk industri tempe lebih menyukai kedelai impor.
Berdasarkan data BPS, laju rata-rata pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 1978-2008 adalah 1,56% per tahun. Sedangkan data dari Departemen Pertanian bahwa laju pertumbuhan konsumsi kedelai tahun 1978-2008 adalah 7,22% per tahun.
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa tingkat konsumsi kedelai di Indonesia berkembang lebih cepat dari perkembangan laju pertumbuhan penduduk. Dengan jumlah penduduk sebanyak 220 juta orang dan rata-rata konsumsi per kapita kedelai sebesar 10 Kg/tahun maka diperlukan kacang kedelai untuk kebutuhan pangan minimal 2 juta ton per tahun. Sekitar 1,2 juta ton digunakan untuk produksi tempe dan tahu, 650 ribu ton untuk produksi kecap, dan selebihnya untuk produksi pangan lainnya. Sebanyak 1 juta ton untuk pakan ternak dan sekitar 50 ribu ton untuk benih. Meningkatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia secara langsung mempengaruhi pertumbuhan permintaan makanan. hal ini disebabkan oleh pertambahan populasi dan perubahan pola pangan yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Dampak dari peningkatan pendapatan masyarakat adalah perubahan pola pangan dari pola pangan karbohidrat tinggi dengan protein rendah menjadi pola pangan karbohidrat lebih rendah dengan protein yang lebih tinggi. Laju rata-rata pertumbuhan pendapatan perkapita tahun 1978-2008 adalah 18,09% per tahun, ternyata lebih besar dari tingkat konsumsi kedelai di Indonesia yang 7,22% per tahun.
Konsumsi kedelai yang terus meningkat pesat setiap tahunnya, juga sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan gizi yang ditandai oleh meningkatnya konsumsi per kapita kedelai sebesar 5,55%. Sebagian besar produksi kedelai diolah menjadi bahan pangan yang siap dikonsumsi oleh masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung seperti tempe, tahu, kecap dan kripik tempe. Sekitar 115.000 pengusaha tahu dan tempe anggota Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (KOPTI) adalah konsumen terbesar kedelai. Mereka membutuhkan 1,2 juta ton kedelai per tahun, atau lebih dari separuh dari total kebutuhan nasional sebanyak 2,2 juta ton per tahun. Pabrik kecap, perusahaan pakan ternak, dan industri makanan minuman berada di urutan berikutnya sebagai konsumen kedelai.
Upaya pemerintah untuk memenuhi permintaan kedelai merupakan awal munculnya kebijakan impor kedelai di Indonesia. Pada tahun 1978, volume impor kedelai di Indonesia hanya mencapai 160.000 Ton, namun pada tahun 2008, volume impor kedelai telah menjadi 1.169.016 Ton. Selama periode 1978-2008, volume impor kedelai meningkat sebesar 14,56% per tahun. Impor kedelai cenderung meningkat, kondisi ini semakin memperlebar kesenjangan antara produksi dan konsumsi. Sehingga tidak heran jika Indonesia menjadi salah satu negara pengimpor kedelai di dunia dengan pangsa yang cukup besar, selain Belanda, Jepang, Korea Selatan dan Jerman. Maka dari itu di samping produksi kedelai yang menurun akibat iklim, juga dipengaruhi oleh peningkatan jumlah penduduk seperti yang tertulis diatas.
Solusi :
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendorong revitalisasi Badan Urusan Logistik (Bulog) terkait melonjaknya harga kedelai dari sekitar Rp 5.500 per kilogram menjadi Rp 7.750 per kilogram. Kepala Negara meminta pemerintah mengembalikan fungsi Bulog seperti tujuan awal pendiriannya, yakni stabilisasi harga. "Bulog harus menjaga stabilitasi harga komoditas, termasuk beras, kedelai, jagung," kata Presiden ketika membuka Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta.
Selain revitalisasi Bulog, Presiden mengatakan, pemerintah terus mematangkan solusi jangka pendek, menengah, dan panjang untuk mengatasi kelangkaan tahu dan tempe di pasaran. Di antara solusi tersebut, Kepala Negara menyebut upaya peningkatan produktivitas kedelai.
Peningkatan produksi dipandang penting. Setiap tahun, Indonesia mengkonsumsi sekitar 2,2 juta ton kedelai, sementara produksi dalam negeri hanya 800.00-850.000 ton kedelai. Pada masa mendatang, jumlah konsumsi kedelai di Indonesia diperkirakan meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk.
Rendahnya produksi kedelai dalam negeri disebabkan, antara lain, petani memilih menanam komoditas yang memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi, seperti padi. Kepala Negara dapat memahami langkah petani yang lebih memilih menanam tanaman yang bernilai ekonomis lebih tinggi tersebut. Sebelumnya, terkait kelangkaan kedelai, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, pemerintah akan memfasilitasi impor kedelai dan membebaskan bea masuk sebesar 5 persen. Saat ini, perajin tahu dan tempe masih melakukan mogok produksi sebagai bentuk penyampaian aspirasi terkait melambungnya harga kedelai di pasaran.
Perajin tahu dan tempe berharap pemerintah mengetahui bahwa selama ini usaha mereka berjalan kembang kempis dengan hasil yang tidak sebanding dengan usaha yang dilakukan. Melihat situasi yang ada, swasembada kedelai nasional tampaknya masih jauh. Pemerintah melalui kementerian dan lembaga terkait harus bersinergi dalam upaya peningkatan produksi kedelai nasional. Beberapa langkah yang perlu diambil antara lain:
  1. Badan Pertanahan Nasional dan Kementerian Pertanian harus mengidentifikasi masalah rendahnya ketersediaan lahan untuk menanam kedelai dan mencari jalan keluar untuk mengadakan 1,5 juta hektar lahan yang diperlukan untuk mencapai swasembada kedelai.
  2. Lembaga riset seperti BATAN dan Kementerian Pertanian perlu duduk bersama untuk menggali hasil riset yang ada tentang kedelai dan menindaklanjutinya dengan langkah-langkah nyata seperti pembenihan.
  3. Pemerintah harus memikirkan mekanisme dan bentuk insentif yang tepat untuk petani agar mereka mau meningkatkan produksi kedelai.
  4. Kebijakan intensifikasi di sentra produksi, ekstensifikasi dan diversifikasi yang bertumpu pada potensi sumber daya:
Strategi yang berpijak pada keunggulan sumberdaya seperti pemanfaatan lahan dan tenaga kerja, modal dan lainnya merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensi usaha tani guna mengurangi impor yang pada gilirannya dapat menciptakan keunggulan daya saing. Hal ini bisa terwujud apabila kebijakan yang sedang berlangsung dan yang akan datang mampu memberikan dukungan demi tumbuh dan berkembangnya usaha tani kedelai. Mengingat bahwa usaha tani yang rasional bukannya mengejar target produksi maksimal, namun lebih mementingkan keuntungan maksimal atau biaya minimal pada tingkat produksi tertentu.
Sementara itu, untuk meningkatkan produktivitas kedelai dari setiap lahan, petani dihadapkan pada suatu masalah penggunaan modal dan teknologi yang tepat. Dalam menghadapi permasalahan tersebut, alangkah lebih baiknya dari tingkat petani, pemerintah mengombinasi penggunaan modal seperti benih, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja yang tepat sebagai dasar untuk menumbuhkan usaha tani kedelai.
Bicara mengenai benih, rendahnya pemakaian benih kedelai yang spesifik lokasi maka produktivitas kedelai rata-rata nasional baru mencapai 1,7ton/ha. Padahal di Amerika dengan menggunakan benih kedelai varietas unggul, produktivitas kedelai rata-rata mencapai 4 ton/tahun.
Dalam upaya meningkatkan pendapatan petani, penekanan kita tidak cukup hanya terhadap faktor teknis agronomi tetapi juga faktor ekonomi. Keberhasilan usaha tani dalam arti tingginya produksi fisik persatuan luas usaha tani tidaklah menjamin dapat memberikan pendapatan yang tinggi pula. Faktor harga dan biaya yang diterima petani sangat berperan dalam menentukan tingkat pendapatan dari usaha tani tersebut. sedangkan tingkat harga sangat dipengaruhi oleh sistem pemasaran yang ada dari mata dagang yang dipasarkan.
Jika para petani mengetahui secara pasti tingkat harga masing-masing input dan output pada pasar yang kompetitif dan mereka bertujuan memaksimumkan keuntungan maka secara teoritis mereka akan memproduksi setiap komoditas pada tingkat output yang optimum. Tingkat output yang optimum tercapai pada saat nilai produk marginal sama dengan harga input. Pada tingakatan itu dapat dikatakan bahwa petani menggunakan sumberdaya secara efisien. Jika petani rasional dan menghadapi harga-harga input dan output yang relatif sama maka para petani yang berada pada satu hamparan lahan dengan keadaan agroekologi yang sama cenderung akan memproduksi komoditas yang sama pada musim bersangkutan. Kenyataannya, hal itu tidak selalu terjadi demikian.
Sampailah pada masukan untuk kebijakan swasembada kedelai, sebaiknya, pertama peningkatan efisiensi usahatani dapat dicapai melalui kebijakan yang lebih terfokus pada ukuran lahan usahatani, penggunaan varietas benih kedelai, penggunaan pupuk, dan produktivitas tenaga kerja. Kedua, pengunaan benih kedelai baik benih lokal maupun benih unggul sesuai dengan anjuran ahli-ahli pertanian seperti (25-30kg/ha). Ketiga, penggunaan pupuk organik dan pupuk KCl dibawah dosis yang direkomendasikan. Keempat, perlunya komitmen dan komunikasi politik antar pengambil keputusan.

EKSPOR IMPOR KEDELAI
Indonesia mengalami kelemahan dalam hal produksi kedelai, jumlah produksi kedelai mengalami penurunan secara drastic pada tahun 2002/2003. Bahkan selama tahun 1990-2004 Indonesia mengalami deficit terus menerus. Walaupun begitu ada kedelai dengan komoditas tertentu yang diekspor dengan jumlah yang sangat rendah, bahkan laju pertumbuhan ekspornya mendekati nol.
net impor.png













Dari grafik diatas terlihat bahwa laju ekspor tidak mampu untuk mengimbangi laju impor. Dari tahun ke tahun jumlah impor selalu meningkat dan jauh lebih tinggi dibandingkan laju ekspor. Dari tahu 199-2004, jumlah ekspor tertinggi terjadi pada tahun 1992 seebesar 3,91 ton. Dan volume ekspor yang jumlahnya nol(tidak ekspor sama sekali) terjadi pada tahun 1998 dan 2004.


Grafik  Ekspor dan Impor Tahun 1990-2004
            Dari grafik diatas terlihat bahwa mulai tahun 1990 , nilai impor kedelai Indonesia sudah cukup tinggi. Hal ini dikarenakan permintaan untuk konsumsi kedelai di Indonesia cukup tinggi. Sebagai makanan olahan seperti tahu dan tempe sebagai makanan kelas menengah ke bawah menjadi makanan sehari-hari warga Indonesia sebagai lauk harian. Harga kedelai yang terjangkau membuat makanan ini menjadi alternatif pilihan makanan bergizi bagi masyarakat menengah kebawah.
            Dibandingkan jenis kacang-kacangan yang lain, tempe dari bahan baku kedelai memiliki rasa yang paling gurih dan dengan harga yang relatif murah, sehingga menyebabkan permintaan akan kedelai inpor semakin tahun semakin tinggi. Hal ini juga dikarenakan kualitas kedelai impor yang jauh lebih baik daripada kedelai lokal, sehingga para pedagang tempe lebih memilih menggunakan kedelai impor sebagai bahan baku untuk pembuatan tempenya.
            Dari grafik diatas terlihat ada penurunan nilai impor kedelai pada tahun 1998 dan langsung meningkat tajam lagi mulai tahun1999 bahkan menunjukkan angka yang jauh lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,  pada tahun ini nilai impor kedelai meningkat drastis dikarenakan dampak dari krisis moneter yang terjadi di Indonesia, angka menunjukkan nilai yang sangat fantastis mencapai 1302 ton impor. Dan hampir konstan sampai pada tahun 2004.
DATA IMPOR KEDELAI TAHUN 2012
Melonjaknya harga kedelai akibat pasokan yang terbatas menjadi bukti bahwa berbagai program dan upaya yang dirancang beberapa tahun lalu tidak efektif. Lonjakan harga kedelai yang berakibat pada meningkatnya biaya produksi tahu dan tempe tersebut sebenarnya sudah berulang kali terjadi. Selama lonjakan itu pula, belum pernah ada solusi tepat dalam produksi dan tata niaga untuk mengatasi lonjakan harga kedelai. Ketergantungan Indonesia pada kedelai impor sangat tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2011, produksi kedelai lokal hanya 851.286 ton atau 29 persen dari total

            Indonesia harus mengimpor kedelai 2.087.986 ton untuk memenuhi 71 persen kebutuhan kedelai dalam negeri.  Pada 2012, total kebutuhan kedelai nasional 2,2 juta ton. Jumlah tersebut akan diserap untuk pangan atau perajin 83,7 persen; industri kecap, tauco, dan lainnya 14,7 persen; benih 1,2 persen; dan untuk pakan 0,4 persen. Impor kedelai terbesar Indonesia dari Amerika Serikat dengan jumlah 1.847.900 ton pada 2011.

            Kemudian, impor dari Malaysia 120.074 ton, Argentina 73.037 ton, Uruguay 16.825 ton, dan Brasil 13.550 ton. Anomali cuaca di Amerika Serikat dan Amerika Selatan menyebabkan pasokan kedelai pun turun dan harganya melonjak. Harga kedelai internasional pada minggu ke-3 Juli 2012 mencapai 622 dolar AS per ton atau Rp 8.345 per kilogram (kg) untuk harga impor di dalam negeri. Harga ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga tertinggi pada 2011, yaitu bulan Februari sekitar 513 dolar AS per ton atau harga paritas impor di dalam negeri sekitar Rp 6.536 per kg. 

            Dengan harga kedelai impor yang menembus Rp 8.000 per kg menyebabkan para perajin tempe dan tahu terancam gulung tikar karena daya beli konsumen yang terbatas. Harga kedelai tersebut meningkat dari rata-rata Rp 5.500-Rp 6.500 per kg. Di tengah gejolak harga kedelai, perlu dipahami bahwa ada dua persoalan dalam pasokan kedelai, yakni produksi dan distribusi. Untuk produksi, sekalipun banyak janji ada jutaan hektare (ha) lahan terlantar, Indonesia selalu kesulitan dalam ekspansi lahan sampai pada tingkat pemanfaatan. 


           

            Selain perluasan lahan, pemerintah juga menargetkan peningkatan produksi kedelai dengan sistem tumpang sari dengan potensi lahan setara 200 ribu ha. Selain perluasan lahan, Kementerian Pertanian juga mengupayakan peningkatan produktivitas dari 1,3 ton per ha menjadi 1,54 ton per ha, pemberian bantuan benih unggul, meningkatkan penggunaan pupuk, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman. 

            Jika melihat kenyataannya, hampir semua rencana tersebut tidak berjalan optimal. Bahkan, ada beberapa rancangan program tidak pernah terealisasi dan hanya menjadi bahan kampanye rutin untuk menghibur para calon pemilih. Ironisnya lagi, rakyat Indonesia seakan “buta” atas manipulasi tersebut dan tidak pernah memberikan sanksi terhadap keasalahan yang dilakukan para pemimpin negara ini.
           
            Saat ini, jika berbicara soal kedelai pada tingkat petani, maka minat budidaya sangat rendah. Petani lebih memilih padi dan jagung dibandingkan kedelai yang minim insentif dan sulit dalam pemasarannya. Sebenarnya, faktor harga jual yang rendah pun menyebabkan petani enggan untuk menanam kedelai. Untuk itu, ketika harga kedelai melonjak justru lebih banyak disuarakan oleh para konsumen dan produsen tahu serta tempe.

            Sebaliknya, petani justru berharap pada harga yang layak dibandingkan dengan rata-rata Rp 5.000 per kg di tingkat petani saat ini. Berbagai faktor yang kurang menunjang peningkatan produksi tersebut adalah akibat dari dibukanya keran impor kedelai sejak satu dekade silam. Indonesia pernah swasembada kedelai pada 1992 dengan proteksi. Tetapi setelah krisis moneter 1998, Dana Moneter Internasional (IMF) mendikte Indonesia agar tidak memberikan proteksi kepada kedelai.

            Dengan konsumsi kedelai dalam negeri yang mencapai 1,9 juta ton per tahun, hal itu menjadi peluang bisnis yang sangat menguntungkan. Dalam letter of intent (LoI) IMF, proteksi impor yang selama ini dipegang Badan Urusan Logistik (Bulog) harus dihapuskan sehingga impor bisa masuk. Awalnya, kemampuan impor kedelai Indonesia tidak terlalu besar karena kapasitas finansialnya terbatas, sedangkan produksi kedelai di negara-negara produsen berlimpah.


            Sejak awal pintu impor dibuka, banyak fasilitas kredit ekspor yang diperoleh eksportir negara-negara produsen yang bekerja sama para importir lokal. Negara-negara tersebut memberi pinjaman tanpa bunga kepada Indonesia untuk impor kedelai, sehingga kemudian bisa dipasarkan di dalam negeri. "Seharusnya kita curiga kenapa bisa pinjam tanpa bunga.

            Padahal bunga deposito saat itu mencapai 50-60% dan paling rendah 30%. Akibatnya, saat ini 70% kebutuhan kedelai dalam negeri dipenuhi dari impor. Kalau pemerintah dan pengusaha sudah akrab, apapun bisa terjadi," kata Guru Besar Universitas Gadjah Mada Mochammad Maksum dalam rapat dengar pendapat umum dengan Komisi IV DPR di Jakarta, pada pertengahan Februari 2012 lalu.         
   

            Sejumlah importir yang tadinya menikmati berbagai fasilitas kredit ekspor itu pun semakin lama berkembang dengan akumulasi modal yang terus bertambah. Secara bersamaan, kebijakan pemerintah tidak pernah dirancang untuk kepentingan jangka panjang sehingga menjadi kesempatan bagi para importir. Setiap ganti rezim dengan ganti menteri akan diikuti dengan program yang berganti-ganti. “Kondisinya akan semakin parah ketika program-program kementerian lebih berorientasi untuk kepentingan konstituen dan partai politik pendukungnya. Jangan heran jika Indonesia sulit mewujudkan kedaulatan pangan. Kalaupun tidak ada korupsi, program-program pembangunan pertanian diarahkan untuk kepentingan tertentu,” kata Direktur Eksekutif Institute for Sustainable Agriculture and Rural Livelihood (Elsppat) Daniel Mangoting.
Importir kedelai yang tedaftar di Kementerian Perdagangan tercatat lebih dari 70 perusahaan. Namun, hanya nama-nama tertentu yang menjadi penentu pasok dalam skala besar. Informasi yang diperoleh SP menyebutkan sejumlah importir besar tersebut, seperti PT Cargill Indonesia, PT Gerbang Cahaya Utama, PT Sekawan Makmur Bersama,  PT Teluk Intan,  PT Sungai Budi dan PT Gunung Sewu. Upaya SP mengkonfirmasi para importir tersebut belum bisa dilakukan sehingga tidak ada penjelasan yang lebih rinci. Kedelai yang diimpor dari Amerika Serikat, Brasil, dan Argentina tercatat antara 200 ribu ton hingga 500 ribu ton untuk setiap perusahaan.



REFERENSI

Adisarwanto, T. 2005. Budidaya dengan Pemupukan yang Efektif dan Pengoptimalan Peran Bintil Akar Kedelai. Penebar Swadaya: Bogor
Gardner, F.P., Pearce, P. R. B., Mitchell, R. L. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press: Jakarta.
Irwan, W.A. 2006. Budidaya Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merill). Universitas Padjajaran: Jatinangor.
Prihatman, K. 2000. Kedelai (Glycine max L). Sistem Informasi Manajemen Pembangunan di Pedesaan, Proyek PEMD, BAPPENAS.
Setiadi, Fajar Arif. 2012. Produksi Kedelai di Bawah Satu Juta Ton. http://www.solopos.com/2012/07/24/produksi-kedelai-indonesia-di-bawah-1-juta-ton-204075. Surakarta: Solopos. Diakses tanggal 16 September 2012.
Supadi.2012.Dampak impor kedelai berkelanjutan terhadap ketahanan pangan.Pusat Anailis Sosial Ekonomi dan Kebijakn Pertanian.Jl.A. Yani 70 Bogor 16161.
Ruslan, Kadir.2012.Produksi Kedelai:”Indonesia Bangsa Tempe”. http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2012/07/28/produksi-kedelai-indonesia-%E2%80%9Cbangsa-tempe%E2%80%9D/. Jakarta: Kompasiana. Diakses tanggal 16 September 2012.




ULASAN VIDEO DEGRADASI LINGKUNGAN
Hutan Indonesia salah satu hutan tropis terluas sebagai paru–paru dunia, dan keragaman hayati tertinggi di dunia. Sayangnya dalam 50 tahun 64 juta hektar hilang atau 40% dari luas hutan sebelumnya. Sejak 1996 laju kehilangan hutan Indonesia 2 juta hektar/tahun. Pengolahan HPH yang tidak memperhatikan keberlanjutan menyebabkan hilangnya 17,4 di tiga pulau besar yaitu Sumatra, Kalimantan, Sulawesi sejak tahun 1970. Kebakaran hutan menjadi salah satu faktor hilangnya hutan alam seluas 9,7 juta hektar. Pembangunan sector perkebunan selama 30 tahun terakhir menciptakan 2,3 juta hektar kelapa sawit, 9 juta, 9 juta hektar hutan rusak oleh tanaman industry dan perkebunan, 4 juta hektar hutan hilang oleh pemukiman dan pertanian. Hal ini diakibatkan adanya kepentingan politik dan pemasaran global. Lemahnya hukum semakin menyebabkan ketidakpastian dalam pengelolaan dan pemamfaatan hutan. Ditambah lagi dengan kasus otonomi daerah yang melahirkan konflik pengelolaan lahan.

Referensi:
Inlinepostproduction.2012.Hutanku Hilang dalam 1 Menit. http://www.youtube.com/watch?v=5v4-wUpUiro. Diakses tanggal 18 September 2012.
















Ecological Footprint
            Menurut data di atas dapat kita lihat bahwa Negara yang berpenduduk tinggi dan memiliki GDP lebih rendah dari pada USA memiliki ecological footprint lebih rendah dari pada Negara maju yang memiliki penduduk lebih lebih sedikit dengan GDB lebih besar, contohnya China dengan USA. China memiliki penduduk yang lebih tinggi dengan GDB yang lebih rendah dibandingkan dengan USA yang memiliki jumlah penduduk lebih rendah dan memiliki GDB yang tinggi. Kita bisa menarik kesimpulan bahwa jumlah penduduk yang tinggi tidak bisa menjamin ecological footprint tinggi.
            Kita dapat megganalisis footprint dari ketersedian air, pangan, pepohonan, jalan untuk transportasi dan area pertanian,dll. Guna memenuhi kebutuhan manusia, pengaruh kebiasaan pengonsumsian jumlah makanan juga dapat mempengaruhi footprint seperti contoh negara miskin Ethiopia di afrika yang memiliki GDP rendah data footprin’nya juga rendah.
            Kesuburan dan luas lahan produksi pertanian dan hutan juga akan mempengaruhi footprint seperti cina yang memiliki kawasan yang luas dengan lahan pertanian yang luas dan memilik’i teknologi yang tinggi dapat memenuhi kebutuhan pangan penduduk cina bahkan mengespor ke luar negri. Sedangkan USA Negara yang sangat maju memiliki luas wilayah yang tidak seluas Cina bahkan hamper seluruh wilayah USA d penuhi dengan gedung-gedung dan bangunan-bangunan sehingga memiliki lahan pertanian yang tidak seluas Cina
            Menurut hasil analisis kelompok kami menyimpulkan berbagai Negara di atas tentang konsep tapak ekologi adalah sebagai berikut:
1.      USA, Australia, United Kingdom, Japan, Argentina, Brazil
Dengan perhitungan tapak ekologi dalam table dihasilkan sebesar 12,2 ha untuk jatah manusia USA perorangnya. Sedangkan dari rata-rata kebutuhan manusia di dunia terhadap daya dukung liingkungan yang tersedia adalah sebesar 2 ha per kapita. Hal ini menujukkan ketidak merataan dan pemborosan lingkungan oleh masyarakat USA yang sangat besar dengan 610% lebih besar dari rata-rata tapak ekologi dunia.
Begitu pula yang terjadi dengan Negara besar seperti Australia sampai Brazil juga melakukan pemborosan dan berlebih dibannding kebutuhan rata-rata Dunia. Hal ini memicu terciptanya kesenjangan pemenuhan kebutuhan hidup bukan hanya di tiap Negara, tapi dalam tataran Dunia. Akibatnya adalah berbagai Negara di belahan bumi lain mengalami kekurangan dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya

2.      China, Egypt, India, Ethopia, Bangladesh
Negara tersebut diatas merupakan korban dari ketidakseimbangan yang ditimbulkan oleh Negara-negara besar dunia yang lain yang mengakibatkan tiap masyarakatnya memperoleh daya dukung lahan yang kurang dibandingkan dengan kebutuhan rata-rata dunia yakni yang sebesar 2 ha per kapita, apalagi bila dibandingkan dengan daya dukung lahan yang diperoleh Negara besar lain seperti  USA, Australia, United Kingdom, Japan, Argentina, Brazil.
Belum lagi efeknya yang akan ditimbulkan dalam internal Negara tersebut, yakni pembangunan yang tidak merata dan akan timbulnya kesenjangan yang sangat jauh antar masyarakat dalam Negara terlebih antar Negara.









TUGAS TERSTRUKTUR PERTANIAN BERLANJUT (ASPEK SOSIAL-EKONOMI)
KOMODITI KEDELAI

KELOMPOK 3:
Usda Kristina Tassariya          105040101111010
Mey Nilasari                            105040113111016
Afis Abdullah                                      105040101111052
Agus Sujiwo                            105040101111083
Wisnu Berniadi                      105040101111084
Jemny Surya F                        105040100111035
Aldo Aprilianto                       105040101111008
M. Fajri Akbar                        105040100111005
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012