Jumat, 22 Maret 2013
studi lahan dan evaluasi lahan
1. Metode survei tanah menggunakan dua pendekatan utama, yaitu pendekatan sintetik dan analitik.
Jelaskan persamaan dan perbedaan kedua pendekatan tersebut?
Berikan contoh kedua pendekatan tersebut?
Perbedaan metode analitik dan sintetik
Pendekatan analitik adalah Membagi ‘kontinum’ atas persil-persil atau satuan-satuan berdasarkan pada pengamatan perubahan dalam sifat-sifat tanah ‘eksternal’ ( sifat bentang alam), melalui interpretasi foto udara yang diteruskan dengan melakukan pengamatan dan pengklasifikasian tanah untuk masing-masing satuan yang di buat tersebut. kegiatan ini biasanya meliputi aktivitas dalam hal membedakan, menguji, menggolongkan, menyusun, menguraikan, membandingkan, membuat deduksi, dan memeriksa.
Sementara pendekatan sintetik adalah Mengamati, mendeskripsi dan mengklasifikasikan profil-profil tanah (pedon) oada beberapa lokasi di daerah survei. Kemudian membuat (mendelineasi) batas disekitar daerah yang mempunyai profil tanah yang serupa (memiliki taksa tanah yang sama), sesuai dengan kriteria klaisfikasi yang digunakan. kegiatan ini meliputi merancang, menggabungkan, menambah, membangun, mengembangkan, mengolah dan membuat hipotesis.
Persamaan metode analitik dan sintetik: Pendekatan analitik dan sintetik sama sama dipandang sebagai pendekatan dan metode pembelajaran.
2. Dalam menyiapkan survei tanah dengan menggunakan pendekatan analitik, apa saja yang harus dilakukan?
Pendekatan analitik dilakukan di daerah survei tersebut dengan cara:
Pertama melakukan interpretasi foto udara yang diteruskan dengan melakukan pengamatan dan pengklasifikasian tanah untuk masing-masing satuan yang di buat tersebut.
Kemudian membagi lansekap ke dalam komponen-komponen sedemikian rupa yang diperkirakan akan memiliki tanah yang berbeda.
Melaksanakan karakterisasi satuan-satuan yang dihasilkan melalui pengamatan dan pengambilan contoh tanah di lapangan.
Contoh pendekatan analitik
3. Lihat pada peta landform Pujon dan sekitanya di bawah. Gambaran relief wilayah tersebut disajikan pada peta di bawahnya (peta relief)
1. Diskusikan apakah pendekatan yang akan dipakai, jelaskan alasannya.
2. Jika akan melakukan survei tanah pada skala 1:25.000 plot pengamatan Saudara jika:
menggunakan grid kaku
menggunakan grid bebas
menggunakan pendekatan fisiografis dengan menggunakan key area dan transek.
Peta Landform (bentuk lahan Pujon dan sekitarnya)
Relief Pujon dan sekitarnya.
Menggunakan Grid Kaku
Metode grid kaku merupakan metode yang menggunakan prinsip pendekatan sintetik. Skema pengambilan contoh tanah secara sistematik dirancang dengan mempertimbangkan kisaran spasial autokorelasi yang diharapkan. Jarak pengamatan dibuat secara teratur pada jarak tertentu untuk menghasilkan jalur segi empat (rectangular grid) di seluruh daerah survei. Pengamatan dilakukan dengan pola teratur (interval titik pengamatan berjarak sama pada arah vertical dan horizontal). Jarak pengamatan tergantung dari skala peta. Metode ini sangat cocok untuk survei intensif dengan skala besar, dimana penggunaan interpretasi foto udara sangat terbatas dan intensif pengamatan yang rapat memerlukan ketepatan penempatan titik pengamatan di lapangan dan pada peta. Survei grid juga cocok dilakukan pada daerah yang mempunyai pola tanah yang kompleks di mana pola detail hanya dapat dipetakan pada skala besar yang kurang praktis. Survei ini sangat cocok diterapkan pada daerah yang posisi pemetaannya sukar ditentukan dengan pasti. Selain itu survei ini sangat dianjurkan pada survei intensif (detail-sangat detail) dan penggunaan hasil interpretasi foto udara sangat terbatas (misalnya pada daerah dengan konfigurasi permukaan kurang beragam/daerah yang relatif datar) atau di daerah yang belum ada foto udaranya.
Menggunakan Grid Bebas
Metode grid bebas merupakan perpaduan metode grid kaku dan metode fisiografi. Metode ini diterapkan pada survei detail hingga semi-detail, foto udara berkemampuan terbatas dan di tempat-tempat yang orientasi di lapangan cukup sulit dilakukan. Pengamatan lapangan dilakukan seperti paa grid-kaku, tetapi jarak pengamtan tidak perlu sama dalam dua arah, tergantung fisiografi daerah survei. Jika terjadi perubahan fisiografi yang menyolok dalam jarak dekat, sehingga perlu pengamatan lebih rapat, sedangkan jika landform relatif seragam maka jarak pengamatan dapat dilakukan bberjauhan. Dengan demikian, kerapatan pengamatan disesuaikan menurut kebutuhan skala survei yang dilaksanakan serta tingkat kerumitan pola tanah di lapangan. Dalam metode survei bebas, pemeta ‘bebas’ memilih lokasi titik pengamatan dalam mengkonfirmasikan secara sistematis model mental hubungan tanah-lansekap, menarik batas dan menentukan komposisi satuan peta. Di daerah dengan pola tanah yang dapat diprediksi dengan mudah (sesuai dengan model mental), pangamatan dapat dilakukan lebih sedikit, sedangkan daerah lainnya (terutama daerah yang bermasalah) perlu dilakukan pengamatan lebih banyak (lebih mendetail). Dengan jumlah sampling yang sama, dapat dihasilkan peta yang baik, dengan berkonsentrasi pada tanah bermasalah.
Menggunakan pendekatan fisiografis dengan menggunakan key area dan transek
Pengamatan pada daerah kunci (key area) merupakan daerah terpilih dalam suatu daerah survei yang di dalamnya secara berdekatan, terdapat sebanyak mungkin satuan peta yang ada dis eluruh daerah survei tersebut. Beberapa persyaratan untuk daerah kunci adalah :
a) Harus dapat mewakili sebanyak mungkin satuan peta yang ada di daerah survei
b) Harus dibuat pada daerah di mana hubungan antara tanah dengan kenampakan bentang-alam atau landform dapat dipelajari dengan mudah.
c) Daerah kunci tidak boleh terlalu kecil. (untuk survei tanah skala semi detail, sekitar 10-30 % danskala tinjau kurang lebih 5-20 % dari luas total)
d) Harus mudah diakses atau tidak sulit dikunjungi
Sedangkan untuk Transek merupakan daerah kunci sederhana dalam bentuk jalur atau rintisan yang mencakup sebanyak mungkin satuan peta atau satuan wujud-lahan. Transek tidak boleh sejajar dengan batas wujud-lahan. Dalam setiap survei tanah, umumnya selalu diperlukan bantuan daerah kunci, kecuali :
a) Daerah survei relatif sempit
b) Jika bentang-alamnya telah diketahui dengan baik
c) Jika seluruh daerah harus didatangi secara intensif (misalnya untuk survei irigasi)
d) Pada survei skala kecil, dimana delineasi wujud-lahannya sangat mudah
Gambar 1.1: Peta Landform (bentuklahan Pujon dan sekitarnya)
Gambar 1.2: Relief Pujon dan sekitarnya.
Menurut kelompok kami pendeketan yang sesuai untuk landform gambar 1.1 dan gambar 1.2 adalah pendekatan analitik, karena pendekatan analitik menggunakan metode fisiografi atau interpretasi foto udara yang diteruskan dengan melakukan pengamatan dan pengklasifikasian tanah untuk masing-masing satuan yang di buat tersebut. Kemudian membagi lansekap ke dalam batas- batas (mendelineasi) atau komponen-komponen hingga sedemikian rupa yang diperkirakan akan memiliki tanah yang berbeda. Melaksanakan karakterisasi satuan-satuan yang dihasilkan melalui pengamatan dan pengambilan contoh tanah di lapangan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar