Sabtu, 30 Maret 2013

myelin

Barangkali sudah ada yang pernah mendengar istilah “MYELIN” ?, bagi kebanyakan orang istilah ini masih terasa asing di telinga. Sepintas istilah “MYELIN” ini sangat familiar dengan sebuah sistem syaraf yang ada dalam tubuh manusia namun kurang pas tau letak dan apa fungsinya, begitulah ketika rata-rata orang awam mengistilahkan ‘MYELIN”. Jadi, memang benar mengenai istilah sederhana tentang MYELIN tersebut, ketika anda terasa semakin penasaran coba search menggunakan serach engine yang ada dan anda akan banyak menemukan gambar mengenai sistem syaraf dan gambar seperti dibawah ini. Gambar 1 : Bentuk MYELIN yang ada dalam sistem syaraf kita melalui perbesaran mikroskop. Banyak perdebatan oleh para ahli mengenai sel syaraf ini, sebagian ahli meyakini bahwa MYELIN memang benar adanya dan tumbuh seiring dengan kegiatan yang kita lakukan, dan sisanya masih mempertanyakan ” Does myelin exist other than neurology ?”. Terlepas dari perdebatan mengenai myelin disini saya akan mencoba mengulas apa itu MYELIN dan perannya bagi kehidupan sehari-hari. Resensi mengenai MYELIN ini saya coba ulas setelah sedikit banyak membaca buku dengan judul serupa karanganProf. Rhenald Khasali. Semoga bermanfaat. 1. Morfologi <=> Implikasi Bagian pertama yang saya ulas adalah mengenai morfologi dan implikasinya. Telah dijelaskan bahwa letak MYELIN berada pada sistem syaraf manusia yang berhubungan langsung dengan otak (sistem syaraf pusat). Sistem syaraf pusat sendiri adalah sistem yang bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan sehari-hari. Gambar 2 : Letak MYELIN secara eksplisit pada sistem syaraf pusat. Masih sangat jelas bukan fungsi sistem syaraf pusat pada sistem organ manusia. ?, sederhananya adalah sistem syaraf ini bertugas sebagai penghantar rangsangan untuk kemudian di transfer ke otak dan diwujudkan dalam bentuk tindakan (CMIIW). Nah sekarang implikasi mengenai adannya MYELIN yang ada dalam sistem syaraf bagi kehidupan sehari-hari apa ?. Para ahli syaraf yang meneliti mengenai myelin ini mempunyai sebuah anggapan bahwa myelin ini tumbuh seiring dengan apa yang kita lakukan. Cek kembali gambar myelin yang diperbesar menggunakan mikroskop diatas. Terlihat semacam dinding sel yang melapisi myelin bukan ?. Jadi, seiring kita melakukan kegiatan / aktifitas (olahraga,musik,dll) dinding sel ini semakin bertambah tebal dan berkembang, inilah yang dimaksud myelin tumbuh dan berkembang. Nah sekarang apa efeknya ketika myelin tumbuh ?. Mungkin akan coba saya ulas di bagian ke-2. 2. MYELIN <=> SUKSES ?? Maksud hubungan myelin dan sukses apa ?, kok kayanya ga ada hubungannya dan NGAWUR ?. Eiittts “Don’t judge myelin by the cover” halah. Istilah diatas merupakan jembatan keledai yang coba saya gunakan untuk mengulas myelin. Sembari mengingat-ingat, “myelin tumbuh dan berkembang seiring dengan hal yang kita lakukan” hal ini merupakan inti point dari pembahasan kali ini. Karena kita merupakan orang indonesia lebih enak memahami ketika diberi contoh langsung, maka akan sedikit saya ulas dengan contoh yang indonesia punya : Andik Virmansyah Siapa yang tak kenal Andik Virmansyah sekarang ?. Bukan popularitasnya tapi lebih pada skill bermain. Meskipun masih banyak didapati kekurangan dari gaya bermainnya, hanya saja saya tetap salut dengan skill nya yang bisa dibilang impresive meskipun tubuhnya mungil. Hubungannya dengan Myelin ?, sekarang kita coba telisik darimana Andik mempunyai skill bola yang sedemikian ?, apakah itu sebuah natural gift, kebetulan saja, atau dia orang kaya yang bisa menggunakan uangnya untuk sekedar mengejar popularitas ?, saya rasa bukan dari sana semua kemampuan bermain bola nya datang. Tubuhnya telah ditempa dengan berlatih bola dengan tekun dan tanpa kenal lelah sehingga tubuhnya “terbiasa dengan bola”. Kebisasaan ini akan semakin mempertebal dinding-dinding myelin dan proses transfer respon dari lingkungan ke otak semakin cepat. Selain itu kebiasaanya disokong oleh sifat-sifat positif yang memberikan sugesti segingga alam bawah sadar pun ikut mendukung, dan terciptalah andik seperti sekarang. Chairul Tanjung Wah kalo yang satu ini tidak perlu saya ulas panjang lebar pasti sudah pada tau kalau baca “Chairul Tanjung si Anak Singkong”, yang jadi perhatian mungkin dimana peran myelin dalam kesuksesan seorang Chairul Tanjung. Myelin merupakan sebuah aset yang tak terlihat bagi setiap individu, aset tersebut melekat pada setiap masing-masing induvidu dan berkembang seiring dengan perilaku darin masing-masing individu. Myelin tak selalu berhubungan dengan kegiatan yang berbau fisik, myelin merupakan sebuah satuan unit kompleks mengenai perilaku, kebiasaan dan pola fikir kita. Dalam hal kasus wirausaha berbeda dengan seorang olahragawan yang setiap ototnya ditempa dengan latihan fisik rutin. Tempaan seorang yang bergelut pada dunia ini cenderung pada tempaan mental, namun tak menutup kemungkinan juga olahragawan mengalami kombinasi dari dua point tersebut. Hanya saja seorang wirausahawan lebih lekat dengan tempaan mental. Jatuh-bangun untuk memulai sebuah usaha, kerugian akibat ditipu, bangkrut, dan manajemen organisasi. Masih banyak sebenarnya contoh orang-orang sukses yang ada di Indonesia maupun luar negri sana yang apabila kita telisik kombinasi dari peran “tangan-tangan tak terlihat” dan penempaan myelin akan menghasilkan kesuksessan. Apabila kita buat sebuah road map hasil nya akan seperti dibawah ini Gambar 3 : Pola road map myelin <=> sukses Kebiasaan positif yang terus-menerus kita lakukan secara tidak langsung akan melatih myelin kita untuk menyimpan memori tersebut sehingga transfer respon dari lingkungan ke otak semakin cepat, hanya saja kita tidak boleh semata-mata menggantungkan dari setiap kebiasaan positig saja hal yang paling penting disini adalah hubungan timbal balik dengan sang pencipta. Maka dari itu kombinasi antara kebiasaan positif, myelin, dan hubungan timbal balik dengan sang pencipta akan memandu kita menuju impian dari setiap orang yakni kesuksesan. Demikian sedikit coretan saya kali ini semoga bermanfaat dan dapat memotivasi kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Aamiin.

Sabtu, 23 Maret 2013

prospek kerja ilmu tanah

Prospek Kerja Ilmu Tanah Prospek Kerja Ilmu Tanah Secara sederhana, posisi ilmu tanah berada pada 2 konsentrasi keilmuan, yaitu termasuk dalam bidang ilmu kebumian (satu rumpun dengan Geologi & Geografi) dan bidang ilmu pertanian. Mata kuliah yang didapat juga terbagi pada dua konsentrasi tersebut. Sehingga seorang sarjana pertanian jurusan ilmu tanah cukup lengkap membekali dirinya dengan kedua konsentrasi tersebut. Maka bidang kerja yang dapat dimasuki juga bersifat lintas bidang, antara lain :1. Bidang Pertanian, meliputi : fisika-biologi-kimia kesuburan tanah, bioteknologi pupuk, pertanian perkotaan 1. Bidang Geografi, meliputi : sistem informasi lahan (SIG), pengembangan wilayah, ilmu tanah regional 2. Bidang Lingkungan, meliputi : ekologi, kualitas tanah, analisis tanah-air-tanaman, konservasi tanah-air 3. Bidang Pertambangan, meliputi : reklamasi lahan tambang 4. Bidang Geologi, meliputi : agrogeologi, mineralogi tanah 5. Bidang Agrobisnis, meliputi : manajemen agrobisnis, kewirausahaan 6. Bidang Keairan, meliputi : agrohidrologi, pengelolaan air, Daerah Aliran Sungai. 7. Bidang Agraria, meliputi : ilmu ukur tanah dan kartografi, UU pertanahan. Adapun kompentensi lulusan Jurusan Ilmu Tanah adalah mempunyai keahlian dalam manajemen sumberdaya lahan sbb.: Evaluasi Sumberdaya Lahan : keahlian tentang proses pembentukan tanah, sifat dan karakter tanah, serta evaluasi lahan untuk pengembangan wilayah, untuk kepentingan pertanian maupun non pertanian. Kesuburan Tanah : keahlian dalam bidang kesuburan tanah, hara tanaman, teknologi pupuk, dan pengembangan pertanian yang berwawasan lingkungan. Konservasi Tanah dan Air : keahlian dalam bidang konservasi tanah dan air, lahan kritis, degradasi lahan dan reklamasi lahan bekas penambangan. Metode pembelajaran di Jurusan ilmu tanah cukup lengkap karena mengkombinasikan pendidikan di dalam ruangan kuliah, praktek di laboratorium, praktek di kebun praktek, dan banyak melakukan pendidikan lapangan (fieldtrip) ke berbagai tempat yang relevan untuk dikaji, seperti : lahan pantai, lahan karst, lahan pegunungan, lahan gambut (rawa pening dan dieng), lahan kritis, dll. Sehingga mereka dituntut untuk selalu sigap pada berbagai kondisi dengan pola manajerial yang bermutu. Hal ini terbukti dengan bidang pekerjaan para alumni Jurusan Ilmu Tanah yang tersebar di berbagai bidang, seperti : pemerintah daerah (Bappeda, dinas pertanian, dll), perusahaan pertambangan (Unocal, dll.), perkebunan (Sinar Mas, Astra Agro, dll.), wirausaha, perbankan, dll.

Jumat, 22 Maret 2013

studi lahan dan evaluasi lahan

1. Metode survei tanah menggunakan dua pendekatan utama, yaitu pendekatan sintetik dan analitik.  Jelaskan persamaan dan perbedaan kedua pendekatan tersebut?  Berikan contoh kedua pendekatan tersebut? Perbedaan metode analitik dan sintetik  Pendekatan analitik adalah Membagi ‘kontinum’ atas persil-persil atau satuan-satuan berdasarkan pada pengamatan perubahan dalam sifat-sifat tanah ‘eksternal’ ( sifat bentang alam), melalui interpretasi foto udara yang diteruskan dengan melakukan pengamatan dan pengklasifikasian tanah untuk masing-masing satuan yang di buat tersebut. kegiatan ini biasanya meliputi aktivitas dalam hal membedakan, menguji, menggolongkan, menyusun, menguraikan, membandingkan, membuat deduksi, dan memeriksa.  Sementara pendekatan sintetik adalah Mengamati, mendeskripsi dan mengklasifikasikan profil-profil tanah (pedon) oada beberapa lokasi di daerah survei. Kemudian membuat (mendelineasi) batas disekitar daerah yang mempunyai profil tanah yang serupa (memiliki taksa tanah yang sama), sesuai dengan kriteria klaisfikasi yang digunakan. kegiatan ini meliputi merancang, menggabungkan, menambah, membangun, mengembangkan, mengolah dan membuat hipotesis. Persamaan metode analitik dan sintetik: Pendekatan analitik dan sintetik sama sama dipandang sebagai pendekatan dan metode pembelajaran. 2. Dalam menyiapkan survei tanah dengan menggunakan pendekatan analitik, apa saja yang harus dilakukan? Pendekatan analitik dilakukan di daerah survei tersebut dengan cara:  Pertama melakukan interpretasi foto udara yang diteruskan dengan melakukan pengamatan dan pengklasifikasian tanah untuk masing-masing satuan yang di buat tersebut.  Kemudian membagi lansekap ke dalam komponen-komponen sedemikian rupa yang diperkirakan akan memiliki tanah yang berbeda.  Melaksanakan karakterisasi satuan-satuan yang dihasilkan melalui pengamatan dan pengambilan contoh tanah di lapangan. Contoh pendekatan analitik 3. Lihat pada peta landform Pujon dan sekitanya di bawah. Gambaran relief wilayah tersebut disajikan pada peta di bawahnya (peta relief) 1. Diskusikan apakah pendekatan yang akan dipakai, jelaskan alasannya. 2. Jika akan melakukan survei tanah pada skala 1:25.000 plot pengamatan Saudara jika:  menggunakan grid kaku  menggunakan grid bebas  menggunakan pendekatan fisiografis dengan menggunakan key area dan transek. Peta Landform (bentuk lahan Pujon dan sekitarnya) Relief Pujon dan sekitarnya.  Menggunakan Grid Kaku Metode grid kaku merupakan metode yang menggunakan prinsip pendekatan sintetik. Skema pengambilan contoh tanah secara sistematik dirancang dengan mempertimbangkan kisaran spasial autokorelasi yang diharapkan. Jarak pengamatan dibuat secara teratur pada jarak tertentu untuk menghasilkan jalur segi empat (rectangular grid) di seluruh daerah survei. Pengamatan dilakukan dengan pola teratur (interval titik pengamatan berjarak sama pada arah vertical dan horizontal). Jarak pengamatan tergantung dari skala peta. Metode ini sangat cocok untuk survei intensif dengan skala besar, dimana penggunaan interpretasi foto udara sangat terbatas dan intensif pengamatan yang rapat memerlukan ketepatan penempatan titik pengamatan di lapangan dan pada peta. Survei grid juga cocok dilakukan pada daerah yang mempunyai pola tanah yang kompleks di mana pola detail hanya dapat dipetakan pada skala besar yang kurang praktis. Survei ini sangat cocok diterapkan pada daerah yang posisi pemetaannya sukar ditentukan dengan pasti. Selain itu survei ini sangat dianjurkan pada survei intensif (detail-sangat detail) dan penggunaan hasil interpretasi foto udara sangat terbatas (misalnya pada daerah dengan konfigurasi permukaan kurang beragam/daerah yang relatif datar) atau di daerah yang belum ada foto udaranya.  Menggunakan Grid Bebas Metode grid bebas merupakan perpaduan metode grid kaku dan metode fisiografi. Metode ini diterapkan pada survei detail hingga semi-detail, foto udara berkemampuan terbatas dan di tempat-tempat yang orientasi di lapangan cukup sulit dilakukan. Pengamatan lapangan dilakukan seperti paa grid-kaku, tetapi jarak pengamtan tidak perlu sama dalam dua arah, tergantung fisiografi daerah survei. Jika terjadi perubahan fisiografi yang menyolok dalam jarak dekat, sehingga perlu pengamatan lebih rapat, sedangkan jika landform relatif seragam maka jarak pengamatan dapat dilakukan bberjauhan. Dengan demikian, kerapatan pengamatan disesuaikan menurut kebutuhan skala survei yang dilaksanakan serta tingkat kerumitan pola tanah di lapangan. Dalam metode survei bebas, pemeta ‘bebas’ memilih lokasi titik pengamatan dalam mengkonfirmasikan secara sistematis model mental hubungan tanah-lansekap, menarik batas dan menentukan komposisi satuan peta. Di daerah dengan pola tanah yang dapat diprediksi dengan mudah (sesuai dengan model mental), pangamatan dapat dilakukan lebih sedikit, sedangkan daerah lainnya (terutama daerah yang bermasalah) perlu dilakukan pengamatan lebih banyak (lebih mendetail). Dengan jumlah sampling yang sama, dapat dihasilkan peta yang baik, dengan berkonsentrasi pada tanah bermasalah.  Menggunakan pendekatan fisiografis dengan menggunakan key area dan transek Pengamatan pada daerah kunci (key area) merupakan daerah terpilih dalam suatu daerah survei yang di dalamnya secara berdekatan, terdapat sebanyak mungkin satuan peta yang ada dis eluruh daerah survei tersebut. Beberapa persyaratan untuk daerah kunci adalah : a) Harus dapat mewakili sebanyak mungkin satuan peta yang ada di daerah survei b) Harus dibuat pada daerah di mana hubungan antara tanah dengan kenampakan bentang-alam atau landform dapat dipelajari dengan mudah. c) Daerah kunci tidak boleh terlalu kecil. (untuk survei tanah skala semi detail, sekitar 10-30 % danskala tinjau kurang lebih 5-20 % dari luas total) d) Harus mudah diakses atau tidak sulit dikunjungi Sedangkan untuk Transek merupakan daerah kunci sederhana dalam bentuk jalur atau rintisan yang mencakup sebanyak mungkin satuan peta atau satuan wujud-lahan. Transek tidak boleh sejajar dengan batas wujud-lahan. Dalam setiap survei tanah, umumnya selalu diperlukan bantuan daerah kunci, kecuali : a) Daerah survei relatif sempit b) Jika bentang-alamnya telah diketahui dengan baik c) Jika seluruh daerah harus didatangi secara intensif (misalnya untuk survei irigasi) d) Pada survei skala kecil, dimana delineasi wujud-lahannya sangat mudah Gambar 1.1: Peta Landform (bentuklahan Pujon dan sekitarnya) Gambar 1.2: Relief Pujon dan sekitarnya. Menurut kelompok kami pendeketan yang sesuai untuk landform gambar 1.1 dan gambar 1.2 adalah pendekatan analitik, karena pendekatan analitik menggunakan metode fisiografi atau interpretasi foto udara yang diteruskan dengan melakukan pengamatan dan pengklasifikasian tanah untuk masing-masing satuan yang di buat tersebut. Kemudian membagi lansekap ke dalam batas- batas (mendelineasi) atau komponen-komponen hingga sedemikian rupa yang diperkirakan akan memiliki tanah yang berbeda. Melaksanakan karakterisasi satuan-satuan yang dihasilkan melalui pengamatan dan pengambilan contoh tanah di lapangan.

Rabu, 20 Maret 2013

budidaya tanaman cabai

BUDIDAYA CABAI (CABE) MERUPAKAN PILIHAN AGRIBISNIS YANG BERNILAI EKONOMIS TINGGI PENDAHULUAN Cara menanam cabai (cabe) yang tepat, baik cara pengendalian hama penyakit maupun teknik budidaya cabai (cabe) sangat menentukan keberhasilan budidaya. Cara menanam cabai (cabe) yang saya uraikan di sini sudah disesuaikan dengan kondisi di lapangan pada saat ini. Saya rangkai sedemekian rupa sehingga Cara menanam cabai (cabe) ini sangat praktis dan mudah diterapkan terutama bagi petani pemula. SYARAT TUMBUH TANAMAN CABAI (CABE) Tanah Tanah tempat penanaman cabai (cabe) harus gembur dengan kisaran pH 6,5 – 6,8. Air Tanaman cabai (cabe) memerlukan air cukup untuk menopang pertumbuhannya. Air berfungsi sebagai pelarutunsur hara, pengangkut unsur hara ke organ tanaman, pengisi cairan tanaman cabai, serta membantu proses fotosintesis dan respirasi. Tetapi pemberian air tidak boleh berlebihan. Iklim Angin sepoi-sepoi cocok untuk budidaya cabai (cabe). Curah hujan tinggi berpengaruh terhadap kelebihan air. Intensitas sinar matahari sangat dibutuhkan tanaman cabai (cabe), berkisar antara 10 – 12 jam per hari. Sedangkan suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman cabai (tanaman cabe) 240C -280C. PERSIAPAN TEKNIS BUDIDAYA CABAI (CABE) Pemilihan Lokasi Budiaya Cabai (Cabe) Lokasi budidaya cabai (cabe) sebaiknya dipilih yang strategis, transportasi mudah, dekat sumber air, jauh dari areapenanaman cabai (cabe) lain/tanaman sefamili. Sejarah lahan sangat penting untuk diperhatikan, paling baik lahan tidak ditanami tanaman cabai (cabe) selama minimal 2 tahun terakhir agar diperoleh hasil optimal. Pengukuran pH Tanah Budiaya Cabai (Cabe) Pengukuran pH tanah diperlukan untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa menggunakan kertas lakmus, pH meter, atau cairan pH tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan secara zigzag. Persiapan Sarana Prasarana Budiaya Cabai (Cabe) 1. Pengadaan tanah untuk media semai. 2. Pengadaan pupuk kandang, pupuk kimia, dan kapur pertanian. 3. Pengadaan benih dan mulsa PHP (Plastik Hitam Perak). 4. Pengadaan pestisida. 5. Pengadaan ajir, bambu penjepit mulsa PHP, dan tali pertanian. 6. Pengadaan peralatan. 7. Persiapan tenaga kerja. PELAKSANAAN BUDIDAYA CABAI (CABE) Persiapan Lahan Budidaya Cabai (Cabe) 1. Pembajakan dan penggaruan. 2. Pembuatan bedengan kasar selebar 110-120 cm, tinggi 40-70 cm, lebar parit 50-70 cm. 3. Pemberian kapur pertanian sebanyak 200 kg/rol mulsa PHP untuk tanah dengan pH di bawah 6,5. 4. Pemberian pupuk kandang fermentasi sebanyak 40 ton/ha dan pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 150 kg/rol mulsa PHP. 5. Pengadukan/pencacakan bedengan agar pupuk yang sudah diberikan bercampur dengan tanah. Rapikan bedengan. 6. Pemasangan mulsa PHP. 7. Pembuatan lubang tanam. 8. Jarak tanam ideal musim kemarau 60 cm x 60 cm dan musim penghujan bisa diperlebar 70 cm x 70 cm. Tujuannya untuk menjaga kelembaban udara di sekitar pertanaman cabai (cabe). 9. Pemasangan ajir. Persiapan Pembibitan dan Penanaman Budidaya Cabai (Cabe) 1. Rumah atau sungkup pembibitan. 2. Pembuatan media semai. 3. Komposisi media semai adalah 20 liter tanah, 10 liter pupuk kandang, dan 150 g NPK halus. Media semai dimasukkan ke dalam polibag semai. 4. Penyemaian benih cabai (cabe). 5. Pemeliharaan bibit. Pembukaan sungkup dimulai jam 07.00 - 09.00, kemudian sungkup dibuka lagi jam 15.00-17.00. Umur 5 hari menjelang tanam sungkup harus dibuka penuh untuk penguatan tanaman. Penyiraman jangan terlalu basah, dilakukan setiap pagi. Penyemprotan pestisida dilakukan pada umur 15 hss (hari setelah semai). Dosis ½ dari dosis dewasa. 6. Pindah tanam. Bibit cabai (cabe) berdaun sejati 4 helai siap pindah tanam ke lahan. PEMELIHARAAN TANAMAN CABAI (CABE) Penyulaman Budidaya Cabai (Cabe) Penyulaman budidaya cabai (cabe) dilakukan sampai umur tanaman 3 minggu. Apabila umur tanaman cabai (cabe) sudah terlalu tua dan masih terus disulam mengakibatkan pertumbuhan tanaman cabai (cabe) tidak seragam. Berpengaruh terhadap pengendalian hama penyakit. Perempelan dan Pengikatan Tanaman Budidaya Cabai (Cabe) Perempelan tunas samping. Perempelan tunas samping dilakukan pada tunas yang keluar di ketiak daun. Bertujuanmemacu pertumbuhan vegetatif tanaman, agar tanaman cabai (cabe) tumbuh kekar, disamping itu juga menjaga kelembaban saat tanaman cabai (cabe) sudah dewasa. Dilakukan sampai pembentukan cabang utama, ditandai munculnya bunga pertama. Perempelan daun. Perempelan daun dilakukan umur 80 hst (hari setelah tanam) pada daun-daun di bawah cabang utama dan daun tua/terserang penyakit. Sanitasi Lahan Budidaya Cabai (Cabe) Sanitasi lahan budidaya cabai (cabe) meliputi : pengendalian gulma/rumput, pengendalian air saat musim hujan sehingga tidak muncul genangan, tanaman cabai (cabe) terserang hama penyakit disingkirkan dari area penanaman. Pengairan Budidaya Cabai (Cabe) Pengairan budidaya cabai (cabe) diberikan secara terukur, dengan penggenangan atau pengeleban seminggu sekali jika tidak turun hujan. Penggenangan jangan terlalu tinggi, batas penggenangan hanya 1/3 dari tinggi bedengan. Pemupukan Susulan Budidaya Cabai (Cabe) PUPUK AKAR Diberikan dengan cara pengocoran : - Umur 15 hst dan 30 hst, dosis 3kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabai (cabe) 200ml. - Umur 45 hst dan 60 hst, dosis 4kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabai (cabe) 200ml. - Umur 75 hst, 90 hst dan 105 hst, dosis 5kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiaptanaman cabai (cabe) 200ml. PUPUK DAUN - Kandungan Nitrogen tinggi diberikan umur 14 hst dan 21 hst. - Kandungan Phospat, Kalium dan Mikro tinggi diberikan umur 35 hst dan 75 hst. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN CABAI (CABE) HAMA TANAMAN CABAI (CABE) Gangsir Gangsir tanaman cabai (cabe) adalah Brachytrypes portentosus. Hama ini menyerang tanaman muda yang baru saja pindah tanam. Serangannya dilakukan malam hari, sedangkan siang harinya bersembunyi di dalam tanah. Gangsirmembuat liang dalam tanah sampai kedalaman 90 cm.Gangsir merusak tanaman cabai (cabe) dengan cara memotong pangkal batang tapi tidak memakannya. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam. Ulat Tanah Ulat tanah tanaman cabai (cabe) adalah Agrotis ipsilon. Hama jenis ini menyerang tanaman cabai (cabe) di malam hari, sedangkan siang harinya bersembunyi dalam tanah atau di balik mulsa PHP. Ulat tanah menyerang batang tanaman cabai (cabe) muda dengan cara memotongnya, sehingga sering dinamakan ulat pemotong. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam. Ulat Grayak Ulat grayak tanaman cabai (cabe) adalah Spodoptera litura. Hama ini menyerang bagian daun tanaman cabai (cabe) dengan cara bergerombol. Daun menjadi berlubang dan meranggas. Ulat grayak disebut juga ulat tentara. Seperti halnya jenis ulat lain ulat ini menyerang tanaman cabai (cabe)malam hari, sedang siang harinya bersembunyi di balik mulsa atau dalam tanah. Ulat grayak bersifat polifag. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Ulat Buah Ulat buah tanaman cabai (cabe) adalah Helicoverpa sp.Hama ini menyerang buah muda dengan cara membuat lubang dan memakannya. Ulat buah bersifat polifag. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuaipetunjuk pada kemasan. Thrips Thrips tanaman cabai (cabe)e adalah Thrips parvispinus. Serangannya ditandai adanya bercak-bercak keperakan pada daun tanaman cabai (cabe) yang terserang. Hama ini lebih suka mengisap cairan daun muda sehingga menyebabkan daun tanaman yang terserang mengeriting, akhirnya tanaman cabai (cabe) menjadi kerdil. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahanaktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Kutu Daun Kutu daun tanaman cabai (cabe) adalah Myzus persiceae. Kutu ini mengisap cairan tanaman cabai (cabe)terutama pada daun muda, kotorannya berasa manis sehingga menggundang semut. Serangan parah menyebabkan daun mengalami klorosis (kuning), menggulung dan mengeriting, akhirnya tanaman cabai (cabe) menjadi kerdil. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisidaberbahan aktif abamektin, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Kutu Kebul Kutu kebul tanaman cabai (cabe) adalah Bemisia tabaci. Hama berwarna putih, bersayap, tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti lilin. Kutu kebul menyerang dan menghisap cairan sel daun sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Tungau Tungau tanaman cabai (cabe) adalah tungau kuning(Pol Polphagotarsonemus lotus) dan tungau merah(Tetranychus cinnabarinus). Tungau bersembunyi di balik daun sambil menghisap cairan daun. Daun cabai (cabe) yang terserang berwarna kecoklatan, terpelintir, serta pada permukaan bawah daun terdapat benang-benang halus berwarna merah atau kuning. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida akarisida berbahan aktif propargit, dikofol, tetradifon, piridaben, klofentezin, amitraz, abamektin, atau fenpropatrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Lalat Buah Lalat buah tanaman cabai (cabe) adalah Dacus dorsalis.Lalat betina dewasa menyerang dengan cara menyuntikkan telurnya ke dalam buah, kemudian telur berubah menjadi larva, telur-telur ini akhirnya menggerogoti buah cabai (cabe)sehingga buah menjadi busuk. Pengendalian lalat buahmenggunakan perangkap lalat (sexpheromone), caranya : metil eugenol dimasukkan botol aqua yang diikatkan pada bambu dengan posisi horisontal, atau dapat menggunakan buah-buahan yang aromanya disukai lalat (misal nangka, timun) kemudian dicampur insektisida berbahan aktif metomil. Selain itu juga dapat dilakukan penyemprotan insektisidaberbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Nematoda Nematoda tanaman cabai (cabe) adalah Meloidogyne incognita. Serangan nematoda ditandai adanya bintil-bintil pada akar. Nematoda merupakan cacing tanah berukuran sangat kecil, hama ini merupakan cacing parasit penyerang bagian akar tanaman cabai (cabe). Bekas gigitan cacing inilah akhirnya menyebabkan serangan sekunder, seperti layu bakteri, layu fusarium, busuk phytopthora atau cendawan lain penyerang akar. Cara pengendalian nematoda dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam. PENYAKIT TANAMAN CABAI (CABE) Rebah Semai Rebah semai tanaman cabai (cabe) adalah Pythium debarianum. Penyakit ini biasa menyerang tanaman cabai (cabe) fase pembibitan dan tanaman muda setelah pindah tanam. Cara pengendaliannya dengan penyemprotanfungisida sistemik berbahan aktif propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf danfungisida kontak berbahan aktif tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis ½ dari dosis terendah yang tertera pada kemasan. Layu Bakteri Bakteri penyebab layu tanaman cabai (cabe) adalahPseudomonas sp. Penyakit layu bakteri sering menggagalkan tanaman, tanaman cabai (cabe) yang terserang mengalami kelayuan pada daun, diawali dari daun-daun muda. Upaya pengendaliannya antara lain meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman cabai (cabe) terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik denganbahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin. Sebagai pencegahan, secara biologi berikan trichoderma pada saat persiapan lahan. Umur 25 hst, 40 hst dan 70 hst dilakukan pengocoran menggunakan pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. LayuFusarium Cendawan penyebab layu tanaman cabai (cabe)adalah Fusarium oxysporum. Tanaman cabai (cabe) yang terserang mengalami kelayuan dimulai daun-daun tua, kemudian menyebar ke daun-daun muda dan menguning. Upaya pengendaliannya antara lain meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman cabai (cabe) terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil atau propamokarb hidroklorida. Sebagai pencegahan, secara biologi berikan trichoderma pada saat persiapan lahan. Umur 25 hst, 40 hst dan 70 hst dilakukan pengocoran menggunakan pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Busuk Phytophtora Cendawan penyebab busuk phytophtora tanaman cabai (cabe) adalah Phytopthora infestans. Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman. Serangan pada Batang ditandai bercak coklat kehitaman dan kebasah-basahan. Serangan serius menyebabkan tanaman cabai (cabe) layu. Daun yang terserang seperti tersiram air panas. Buah yang terserang ditandai bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak. Pengendalian kimiawi menggunakanfungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram.Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Busuk Kuncup Penyakit busuk kuncup tanaman cabai (cabe) adalahChoanephora cucurbitarum. Penyakit busuk kuncupmenyerang bunga, tangkai bunga, pucuk dan rantingtanaman cabai (cabe). Ranting yang terserang berwarna coklat kehitaman dan cepat menyebar sehingga mematikan ujung tanaman cabai (cabe), sedangkan bagian lainnya masih tegar. Ranting mati membusuk. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya metalaksil, propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf, danfungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Bercak Cercospora Cendawan bercak cercospora tanaman cabai (cabe)adalah Cercospora capsici. Penyakit bercak cercosporamenyerang daun, tangkai buah, batang dan cabangtanaman cabai (cabe). Gejala serangan ditandai adanya bercak bulat kecil kebasah-basah, bercak dapat meluas dengan diameter 0,5 cm, pusat bercak berwarna pucat sampai putih, tepi bercak berwarna lebih tua. Daun yang terserang parah berwarna kuning dan gugur. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktifyang bisa digunakan diantaranya benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Antraknosa(Patek) Cendawan antraknosa tanaman cabai (cabe) adalahColletotrichum capsici dan Gloesporium piperatum.Antraknosa sering juga diistilahkan patek. Serangan pada buah ditandai bercak agak bulat dan berlekuk berwarna cokelat tua, di sini cendawan membentuk massa spora berwarna merah jambu. Buah yang terserang harus dimusnahkan dari area penanaman cabai (cabe). Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Virus Virus tanaman cabai (cabe) adalah TMV, TEV, TRV, CMV, TRSV, CTV dan PVY. Virus merupakan penyakit yang sangat berpotensi menimbulkan kegagalan terutama musim kemarau. Gejala serangan umumnya ditandai pertumbuhantanaman cabai (cabe) mengerdil, daun mengeriting dan terdapat bercak kuning kebasah-basahan. Penyakit virussampai saat ini belum ditemukan penangkalnya. Penyakit ini ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain melalui vektor atau penular. Beberapa hama yang sangat berpotensi penular virus diantaranya adalah thrips, kutu daun, kutu kebul, dan tungau. Manusia dapat juga berperan sebagai penularvirus, baik melalui alat-alat pertanian maupun tangan terutama saat perempelan. Beberapa upaya penangananvirus antara lain : membersihkan gulma (gulma berpotensi menjadi inang virus), mengendalikan hama/serangga penularvirus, memusnahkan tanaman cabai (cabe) terserang, kebersihan alat dan memberi pemahaman kepada tenaga kerja agar tidak ceroboh saat melakukan penanganan terhadap tanaman cabai (cabe). STRATEGI PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI (CABE) Pengendalian hama gangsir, ulat tanah dan nematodadilakukan secara bersamaan cukup satu kali pemberianinsektisida, yaitu 1gram per lubang tanam. Pengendalian hama ulat grayak, ulat buah, kutu daun,kutu kebul, thrips, tungau, lalat buah dan penyakitmenggunakan pestisida harus dilakukan berseling atau penggantian bahan aktif yang tertera di atas setiap melakukan penyemprotan (jangan menggunakan bahan aktifyang sama secara berturut-turut). PANEN Cabai (cabe) merah dapat dipanen pada umur 110 hst. Buah dipanen adalah buah 80% masak.

Rabu, 06 Maret 2013

resistensi difusi gas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Unsur-unsur yang diperlukan oleh tumbuhan masuk ke dalam tubuh tanaman dengan pertukaran ion. Jika ion-ion yang masuk dan ion-ion yang ke luar pada sel-sel akar setimbang, maka tanaman belum dapat memperoleh unsu-unsur yang diperlukan. Tuka- menukar ion tidak saja terjadi di dalam sel-sel akar, akan tetapi kita dapat jumpai di seluruh bagian tubuh tanaman. Proses tukar-menukar zat terjadi di semua bagian yang berklorofil, di mana CO2yang masuk diganti oleh O2 yang ke luar, yaitu proses fotosintesis. Molekul-molekul yang selalu bergerak disebabkan oleh adanya tenaga dinamik yang disebut energi kinetis. Penyebaran molekul-molekul suatu zat baik gas, maupun zat cair dan zat padat ke segala arah memiliki konsentrasi yang sama. Dalam proses fotosintesis, karbon dioksida direduksi menjadi karbohidrat atas bantuan beberapa enzim tertentu dengan menggunakan energi metabolisme yang berasal dari radiasi matahari pada kondisi alami. Sumber karbon dioksida adalah atmosfer, sehingga gas ini harus ditransfer dari atmosfer ke tempat reduksi yaitukloroplas atau tepatnya stroma. Transpor ini berlangsung melalui proses difusi.Dalam proses transpornya, terdapat hambatan atau resistensi yang disederhanakanmenjadi resistensi lapisan atas, resistensi stomata, dan resistensi mesofil. Laporanini akan mengulas lebih lanjut mengenai resistensi difusi gas. 1.2 Tujuan • Untuk mengetahui resistensi difusi gas pada tanaman. • Memahami definisi resistensi dan definisi. • Memahami definisi resistensi difusi gas. o Memahami macam-macam resistensi difusi gas. o Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi resistensi difusi gas BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Resistensi • Resistensi adalah menunjukan pada posisi sebuah sikap untuk berperilaku bertahan, berusaha melawan, menentang atau upaya oposisi pada umumnya sikap ini tidak berdasarkan atau merujuk pada paham yang jelas. (Anonymousa, 2011) • Resistensi adalah ketahanan pengangkutan bahan akibat gesekan penyusunnya. (Anonymousb, 2011) • Resistensi adalah ketahanan suatu gas akibat mengalirnya suatu gas dari konsentrasi tinggi menuju konsentrasi rendah.(Prawirohartono, 2005) • Resistance is a force, such as friction, that operates opposite the direction of motion of a body and tends to prevent or slow down the body’s motion. (Anonymousc, 2011) “Resistensi adalah kekuatan, seperti gesekan, yang beroperasi berlawanan arah gerak dari tubuh dan cenderung untuk mencegah atau memperlambat gerak tubuh.” • Resistance is the capacity of an organism, tissue, or cell to withstand the effects of a harmful physical or environmental agent, such as a microorganism or pollutant. (Anonymousd, 2011). “Resistensi adalah Kapasitas dari suatu organisme, jaringan, atau sel untuk menahan efek dari agen fisik atau lingkungan berbahaya, seperti mikroorganisme atau polutan.” 2.2 Pengetian Difusi • Difusi adalah pergerakan neto dari suatu tempat lain ke tempat lain, akibat aktivitas kinetik acak/gerak termal dari molekul/ion. (Salisbury et.all, 1995) • Difusi adalah pergerakan partikel dari daerah partikel yang lebih pekat ke daerah yang partikelnya kurang pekat. (Loveless, 1987) • Difusi adalah perpindahan dari konsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasirendah, tetapi hanya berlaku untuk gerakan suhu acak pada suatu molekul.(Soekartono, 1984) • Diffusion is the movement of substances into a plant from it is surrounding is accomplished largely by the process.(Meyer, 1992). “Difusi adalah perpindahan substansi ke dalam tubuh tanaman dari area sekitarnya melalui sebuah proses.” • Diffusion is the movement of molecules or ions, as a result of random motion of regions of high concentration to areas of low concentration. (Tjitrosomo et.all, 1993). “Difusi adalah perpindahan molekul atau ion, sebagai akibat gerak acaknya dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah.” • Diffusion is the movement of molecules or ions, as a result of random motion of regions of high concentration to areas of low concentration. (Anonymouse.2011). “Difusi adalah perpindahan suatu substansi dari tempat yang konsentrasinya tinggi ke tempat yang konsentrasinya rendah.” 2.3 Pengertian Resistensi Difusi Gas • Resistensi Difusi Gas adalah ketahanan terhadap aliran/perpindahan gas-gas di sekitar tanaman. (Anonymousf, 2011) • Resistensi Difusi Gas (RDG) ialah suatu ketahanan tanaman terhadap pergerakan gas dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah melalui mulut daun (stomata).(Anonymousg, 2010) 2.4 Macam-macam Resistensi Difusi Gas • Resistensi Lapisan Batas (Ra) Lapisan batas merupakan daerah perpindahan gas/zat cair yang bersinggungan debgan daun. Perpindahan bahang secara konveksi berlangsung lebih cepat bila lapisa batas itu lebih tipis(gradien suhu tajam)dan lebih lambat bila lapisan tersebut lebih tebal(gradien kurang tajam). Semakin cepat pergeran udara, lapisan batas semakin tipis. Dedaunan kecil seperti daun jarum konifer, memiliki lapisan batas paling tipis dan paling terpengaruholeh konveksi. Daunan lebar seperti palem kipas gurun pasir mempunyai lapisan batas paling tebal. (Salisbury et.all, 1995). ) Konsentrasi CO2 pada permukaan daun yang sering disebut efek lapisan batas tergolong hambatan luar yang timbul karena permukaan luar terdapat lapisan pembatas uap air di dalam difusi dari rongga stomata ke atmosfir uap air bergerak meninggalkan permukaan daun dengan difusi monokuler melalui satu lapisan batas di sekitar daun dan pada lintasan yang dilalui digambarkan dari sudut tanaman. (Anonymoush,2010) • Resistensi stomata (Rs) Jika stomata tertutup atau hampir tertutup, hambatan sangat tinggi. Jika terbuka, hambatan cukup rendah. (Salisbury et.all, 1995). Tahapan terhadap difusi CO2 dari luar ke daun melalui stomata. Faktor utama yang mempengaruhi Rs adalah tingkat membukanya stomata sehingga perhitungan dilakukan dengan cara mengukur banyaknya air yang hilang melalui daun yang merupakan hambatan oleh stomata dan difusi.(Gardner, 1991) • Resistensi Mesofil Sering disebut hambatan yang hampir konstan. Ukuran apa saja yang berhubungan dengan daun yang mempunyai pengambilan CO2 kecuali resistensi lapisan batas dan resisrensi stomata. (Salisbury et.all,1995). Merupakan ukuran apa saja yang berhubungan dengan daun dan mempengaruhi pengambilan CO2 melalui mesofil kecuali tahanan lapisan batas dan stomata karena apa saja yang mempengaruhi konsentrasi CO2 ke dalam kloroplas mempengaruhi laju difusi total CO2 dari udara ke kloroplas. Dihitung sebagai tahanan sisa terhadap pengambilan CO2 oleh daun. (Gardner, 1991) 2.5 Faktor yang mempengaruhi Resistens Difusi Gas a)Kepadatan gas Perbedaan difusi gas dipengaruhi oleh faktor lingkungan tertentu antara lain mengenai kepadatan relatif CO2. (Soekartono,1984) b)Gradien tekanan difusi Bila besarnya tahap perbedaan tahap difusi ini tinggi, maka kecepatan difusinya tinggi. (Heddy, 2003) c)Morfologi daun Pada tempat dengan intensitas cahaya tinggi menyebabkan penebalan daun yang menurunkan resistensinya terhadap difusi CO2 dengan meningkatkan ruang pori dalam lapisan mesofil. (Filler and Kay, 1998) d)Angin Angin yang sedang menambah kegiatan transpirasi, angin membawa uap air yang berada dekat stomata, uap yang masih ada dalam daun akan berdifusi keluar. (Dwijoseputro, 1992) e)Temperatur Kenaikan temperatur akan menaikkan difusi karena temperature akan menaikkan tenaga kinetis dari molekul substrat yang berdifusi.(Heddy, 2003) f)Keadaan air dalam tanah Air dalam tanah adalah satu-satunya sumber pokok, darimana akar tanaman mendapat air yang dibutuhkan. Absorbsi air melalui bagian- bagian lain yangada di atas tanah seperti batang dan daun juga ada, akan tetapi pemasukan air lewat bagian-bagian tersebut tidak sebanding penyebaran air melalui akar.(Dwijoseputro, 1992) DAFTAR PUSTAKA Anonymousa.2011.Resistensi.(online),(http://www.thefreedictionary.com/resistanc e, diakses tanggal 14 Otober 2011 Anonymousb.2011.Resistensi.(online),(http://id.wikipedia.org/wiki/resistance, diakses tanggal 14 Oktober 2011). Anonymousc.2011.Resistance.(online),(http://www.indonesianindonesia.com, diakses tanggal 14 Oktober 2011) Anonymousd, 2010.Resistensi.(online),(http://id.wikipedia.org/wiki/Resistensi. di unduh tanggal 14 Oktober 20101). Anonymouse, 2010. Resistensi Difusi Gas. (online),(http://agrica.online.or.id/resist ensi-difusi-gas/, diunduh tanggal 14 Oktober 2011.) Anonymousf, 2010.Macam-macam Resistensi Difusi Gas. (online),(http://agrica.online.or.id/macam-macam-resistensi-difusi-gas, Diakses pada 14 Oktober 2011). Dwijoseputro. 1992. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta Filter and Kay. 1998. Fisiologi Lingkungan Tanaman. UGM Press. Yogjakarta Gardner. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press. Jakarta Heddy. 2003. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Yogjakarta Loveless, A.R. 1987. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. Gramedia. Jakarta. Meyer, B. 1992. Plant Physiology Draw Nastran and Company Inc. New Jersey Prawirohartono S. 2005. Sains Biologi. Jakarta : Bumi Aksara. Salisbury, Frank B dan Cleon W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB. Bandung. Soekartono. 1984. Fisiologi tumbuhan. Universitas Brawijaya. Malang. Tjitrosomo, sitisoetarmi dan Nawang sari Sugiri. 1993. Biologi edisi kelima Jilid 1. Erlangga. Jakarta.